Nama : Husnul Kirom Ramadhani
NIM : 2440020011
Program studi : D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sebelumnya perkenalkan nama saya Husnul Kirom Ramadhani dari Prodi D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja semester pertama Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Baik, kali ini saya akan membahas apa saja fungsi Bahasa Indonesia. Tapi, sebelumnya saya akan berbagi sedikit tentang sejarah dan kedudukan Bahasa Indoenesia. Karena tidak sah rasanya mengetahui sesuatu tanpa mengetahui sejarahnya terlebih dahulu.
Di dunia terdapat rumpun-rumpun bahasa yang menjadi cikal bakal terbentuknya suatu bahasa pada sebuah negara. Diantaranya, Indogerman; Semit (Ibrani); Altai (Turki); Eropa; Asia; Austronesia; Jepang; dan Arab. Bahasa Indoenesia sendiri masuk ke dalam rumpun Bahasa Austronesia.
Rumpun Bahasa Austronesia ada dua bagian yakni Bahasa Austronesia Timur (Ocenia) yang di dalamnya terdapat bahasa Polinesia, Melanisia, dan Mikronesia. Dan Bahasa Austronesia Barat (Nusantara) yang di dalamnya terdapat bahasa Formasa, Tagalok, Melayu, Jawa, Dayak, Bali, dll.
Nah, Bahasa Indonesia ini masuk ke dalam Rumpun Bahasa Austronesia bagian barat yang berasal dari Bahasa Melayu. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti di Kerajaan Sriwijaya dan penggunaan Bahasa Melayu di Zaman Kerajaan Malaka.
Bahasa Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan. Diantaranya :
- Tahun 1901 (Ejaan Van Ophuisjen)
- Huruf ï yang berfungsi sebagai huruf i, seperti mulaï dengan ramai, juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam rakïat. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jaitu, pajah dsb. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata kamoe, oepah, doeloe, dsb. Tanda baca, seperti koma ain, untuk menuliskan kata-kata rusa’, tida’, bapa’, dsb.
- Tahun 1947 (Ejaan Republik/ Soewandi)
- Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata kamu, upah, dulu, dsb. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata rusak, tidak, bapak dsb. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada pagi2, ber-jalan2, ke-kanak2-an.
- Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
- Akhir tahun 1959 (Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia))
- Konsep ejaan ini diurugkan peresmiannya karena ada perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya.
- Tahun 1972 (Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan)
- Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57 Tahun 1972.
- Tahun 1975 (Seminar Politik Bahasa Nasional)
- Diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 dimana hasil perumusnnya antara lain menegaskan bahwa kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
Kedudukan Bahasa Indoensia sendiri adalah sebagai Bahasa Nasional berdasarkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dimana salah satu isinya ialah “Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pemersatu” dan sebagai Bahasa Negara berdasarkan UUD 1945 bab XV pasal 36 yang isinya “Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi”.
Baik, setelah mengetahui sejarah dan kedudukan Bahasa Indonesia kini saatnya untuk mengetahui fungsi Bahasa Indonesia. Ada dua fungsi Bahasa Indonesia yakni :
Pertama, sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu suku bangsa, dan alat perhubungan antarbudaya dan daerah.