Mohon tunggu...
Husnul Khatimah
Husnul Khatimah Mohon Tunggu... Guru - inclusive enthusiast

pegiat dan praktisi pendidikan inklusif dan penanganan anak spesial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengintegrasikan Nilai-Nilai Bangsa dengan Konsep Global: Sebuah Refleksi Guru Indonesia

11 Januari 2025   08:42 Diperbarui: 11 Januari 2025   09:52 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Deep Learning dan P5 saling melengkapi, menjadikan pendidikan Indonesia relevan dan bermakna di era global. (sumber: pribadi)" 

Sebagai seorang guru Indonesia, saya sering kali merenung tentang bagaimana menyelaraskan berbagai kebijakan pendidikan nasional dengan pendekatan global. Kita hidup di tengah perubahan besar---teknologi yang merambah setiap sudut kehidupan, perubahan sosial yang cepat, dan kebutuhan keterampilan abad ke-21 yang semakin mendesak. Dalam konteks ini, bagaimana kita bisa memastikan bahwa nilai-nilai luhur bangsa tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi bagian integral dari pengembangan siswa kita?

Ketika berbicara tentang P5 (Penguatan Profil Pelajar Pancasila), saya melihatnya sebagai sebuah kerangka yang unik dan kaya. Ia bukan sekadar sebuah kebijakan, tetapi juga manifestasi dari identitas bangsa. Nilai-nilai Pancasila yang tertanam di dalamnya seperti gotong royong, kemandirian, dan kebinekaan adalah warisan yang tak tergantikan. Namun, jujur saja, sebagai pendidik, saya sering merasa ada jurang antara apa yang ingin kita capai melalui P5 dan realitas di kelas---apakah siswa benar-benar memahami dan menginternalisasi nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari?

Lalu datanglah konsep deep learning dari Michael Fullan, yang membuka perspektif baru bagi saya. Fullan berbicara tentang pembelajaran mendalam yang fokus pada keterampilan abad ke-21: berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi. Deep learning tidak hanya mengajarkan siswa untuk memahami konsep, tetapi juga bagaimana mereka dapat mengaplikasikannya secara relevan dalam kehidupan nyata. Di sinilah saya melihat peluang besar untuk menyatukan kedua pendekatan ini.

Deep Learning dan P5: Dua Sisi Mata Uang yang Sama

Bagi saya, deep learning bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan P5. Sebaliknya, keduanya saling melengkapi. P5 memberikan kita nilai-nilai dan identitas sebagai bangsa, sedangkan deep learning menawarkan kerangka untuk membuat nilai-nilai itu relevan dan bermakna dalam konteks global. Misalnya, ketika siswa belajar tentang gotong royong dalam P5, pendekatan deep learning dapat membantu mereka memahami bagaimana prinsip ini dapat diterapkan dalam proyek kolaboratif yang menyelesaikan masalah nyata, seperti merancang solusi untuk isu lingkungan di sekitar mereka.

Saya teringat sebuah momen ketika saya mengintegrasikan proyek berbasis deep learning ke dalam pelaksanaan P5. Kami memulai dengan tema "Bersama untuk Lingkungan" dan meminta siswa mengidentifikasi masalah lingkungan di komunitas mereka. Dengan pendekatan berpikir kritis dan kolaborasi, mereka bekerja sama untuk menciptakan solusi nyata, seperti membuat kompos dari sampah organik atau mendaur ulang plastik menjadi barang bermanfaat. Ketika proyek selesai, saya melihat sesuatu yang berbeda dalam diri siswa saya---mereka tidak hanya memahami pentingnya gotong royong, tetapi mereka juga merasakan dampaknya secara langsung.

Refleksi: Menyeimbangkan Nilai Lokal dan Kebutuhan Global

Sebagai guru, saya merasa tantangan terbesar adalah menyeimbangkan nilai-nilai lokal dengan kebutuhan global. P5 mengajarkan kita untuk menjaga identitas bangsa, sementara deep learning mendorong kita untuk melangkah ke panggung dunia. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa memastikan keduanya berjalan seiring?

Jawabannya, menurut saya, terletak pada pendekatan yang fleksibel dan inovatif. Kita harus berani bereksperimen, mencoba metode baru, dan terus merefleksikan apa yang berhasil dan apa yang tidak. Saya percaya, ketika kita mengedepankan siswa sebagai pusat pembelajaran, kita akan menemukan cara untuk menjembatani kesenjangan ini. Baik P5 maupun deep learning sama-sama memiliki tujuan mulia: membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya akan nilai dan keterampilan.

"Pendidikan sejati adalah ketika nilai-nilai bangsa bertemu dengan keterampilan global untuk mencetak generasi penuh makna."

Penutup: Harapan untuk Pendidikan Indonesia

Sebagai seorang guru, saya merasa bahwa peran kita lebih dari sekadar menyampaikan materi. Kita adalah penjaga nilai-nilai bangsa sekaligus jembatan menuju dunia global. Dengan mengintegrasikan P5 dan deep learning, kita dapat menciptakan pembelajaran yang tidak hanya relevan secara lokal tetapi juga berdampak secara global. Kita tidak hanya mendidik siswa untuk sukses dalam ujian, tetapi juga untuk menjadi manusia yang berkontribusi bagi bangsa dan dunia.

Refleksi ini mengingatkan saya akan satu hal: pendidikan bukan hanya tentang apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana kita menanamkan makna di baliknya. Sebagai guru Indonesia, tugas kita adalah memastikan bahwa setiap siswa tidak hanya belajar, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang mampu membawa nilai-nilai Pancasila ke dalam setiap langkah mereka, di mana pun mereka berada. Itulah cita-cita yang ingin saya wujudkan di setiap kelas saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun