Mohon tunggu...
Husnul Khatimah
Husnul Khatimah Mohon Tunggu... Guru - inclusive enthusiast

pegiat dan praktisi pendidikan inklusif dan penanganan anak spesial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Langsung dari Prajurit TNI, Anak-anak Diajari Solidaritas dan Cara Melawan Perundungan

12 November 2024   12:31 Diperbarui: 12 November 2024   12:34 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ortu mengajarkan jiwa korsa dan anti-perundungan, menginspirasi siswa tentang pentingnya kerja sama, disiplin, dan saling menghargai (dokpri)

Program Orangtua Mengajar di sekolah kami bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan sebuah pengalaman edukatif yang menghadirkan wawasan dan nilai-nilai hidup yang penting untuk anak-anak. Program ini memberikan kesempatan bagi orangtua untuk berbagi pengalaman, khususnya mereka yang berasal dari latar belakang profesi yang penuh dengan nilai-nilai kebersamaan, tanggung jawab, dan ketegasan.

Kali ini, orangtua yang berprofesi sebagai anggota TNI-AD menjadi pengajar tamu yang mengangkat topik tentang jiwa korsa dan pentingnya sikap anti-perundungan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dunia militer, jiwa korsa merupakan landasan utama yang membentuk solidaritas dan rasa persatuan di antara para anggota. Prinsip ini mengajarkan mereka untuk selalu mendukung rekan satu tim, bekerja sama, dan memastikan setiap anggota memiliki peran yang berarti. 

Melalui cerita dan simulasi sederhana yang dilakukan di dalam kelas, siswa dapat melihat langsung bagaimana nilai-nilai kebersamaan tersebut diterapkan dalam dunia nyata. Seorang anggota TNI tidak hanya dituntut untuk memiliki kedisiplinan tinggi, tetapi juga untuk membangun kekompakan dan kepercayaan di antara timnya.

Simulasi yang dilakukan di kelas melibatkan siswa dalam situasi di mana mereka harus bekerja sama dan saling membantu. Salah satu siswa berpura-pura mengalami kesulitan, sementara siswa lain bertugas untuk menunjukkan dukungan. 

Dari simulasi ini, siswa belajar bahwa sikap anti-perundungan bukan sekadar menjauhi tindakan perundungan, tetapi juga tentang keberanian untuk mendukung teman yang kesulitan dan membangun lingkungan yang aman bagi semua orang. Sikap ini bukan hanya membantu menghindarkan teman dari situasi tidak nyaman, tetapi juga menumbuhkan karakter yang menghargai perbedaan dan memiliki solidaritas tinggi.

"Solidaritas dan kebersamaan adalah fondasi untuk menciptakan generasi yang empati dan berani." 

Pengalaman ini memberikan dampak yang sangat positif bagi siswa. Mereka terinspirasi untuk menjadi pribadi yang berani dalam bersikap tetapi tetap memiliki empati yang tinggi, siap menolak tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebaikan, dan selalu siap untuk melindungi serta mendukung sesama. 

Selain itu, program ini juga menanamkan pemahaman bahwa sikap peduli dan saling mendukung dapat membentuk ikatan kuat di antara teman-teman sekelas, menciptakan suasana belajar yang nyaman dan harmonis.

Ketika nilai-nilai kebersamaan dan anti-perundungan tertanam sejak dini, anak-anak tidak hanya tumbuh sebagai pribadi yang kuat dan mandiri, tetapi juga menjadi bagian dari generasi yang menghargai perbedaan dan berkontribusi positif dalam lingkungannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun