Ah, Pantai Batu Burung di Singkawang! Kalau kalian pernah ke Singkawang, kalian pasti tahu betapa kaya dan bervariasinya pesona alam di kota ini. Tapi, ada satu tempat yang menurutku sering terlewat dari daftar tujuan wisata: Pantai Batu Burung. Aku nggak tahu kenapa, tapi sepertinya pantai ini belum sepopuler pantai-pantai lainnya di Kalimantan Barat. Padahal, ada banyak keindahan dan ketenangan yang ditawarkan di sana.
Aku ingat perjalanan pertamaku ke Pantai Batu Burung. Saat itu, cuaca cukup cerah, dan langit tampak biru tanpa awan. Dari pusat kota Singkawang, jaraknya sekitar 20 menit berkendara. Sepanjang jalan, kalian bisa melihat suasana khas pedesaan dengan deretan rumah kayu dan pohon kelapa di kiri-kanan jalan. Begitu sampai, hal pertama yang menyambutku adalah suara ombak yang bergulung-gulung ke pantai, memecah ketenangan pagi itu. Ya, suara itu, untukku, seperti musik alami yang selalu berhasil membuat hati tenang.
Ada yang menarik dari pantai ini---kenapa disebut Batu Burung? Ternyata, di tepi pantai terdapat formasi batu besar yang bentuknya menyerupai burung, dan ini adalah daya tarik yang memberi nama pantai ini. Saat matahari mulai naik, kalian bisa melihat bagaimana bayangan batu itu jatuh ke pasir putih di sekitarnya. Buatku, ini adalah salah satu momen kecil yang bikin pantai ini begitu spesial---ada elemen alam yang unik dan bisa bikin kalian bertanya-tanya tentang proses terbentuknya.
Tapi, Pantai Batu Burung bukan hanya tentang formasi batu yang unik. Salah satu hal yang bikin aku benar-benar menikmati waktu di sini adalah suasana yang tenang dan tidak terlalu ramai. Pantai ini nggak seramai pantai-pantai lain seperti Pasir Panjang. Saat aku ke sana, hanya ada beberapa keluarga yang sedang bersantai, bermain air, dan sesekali anak-anak tertawa ketika ombak kecil menerpa kaki mereka. Ini berbeda dari pantai yang dipenuhi penjual, teriakan orang-orang, atau suara kendaraan. Di sini, kalian bisa benar-benar menikmati suara angin dan burung-burung yang sesekali terbang melintas.
Aku sempat melakukan sedikit kesalahan saat pertama kali datang ke sini. Aku pikir, "Ah, ini kan cuma pantai, apa sih yang perlu dipersiapkan?" Ternyata salah besar! Pantai Batu Burung punya ombak yang lumayan kuat, dan waktu itu aku nggak membawa alas kaki yang cocok. Pas pertama kali nyemplung, telapak kaki langsung terasa sakit karena karangnya cukup kasar. Nah, kalau kalian berencana datang, pastikan bawa sandal jepit atau sepatu air yang nyaman---itu pelajaran yang aku petik dengan cara yang agak menyakitkan.
Selain itu, sunset di Pantai Batu Burung adalah salah satu hal yang paling indah yang pernah aku saksikan. Sinar oranye dari matahari yang terbenam memantul di permukaan air, menciptakan pemandangan yang tenang dan menyejukkan hati. Kami duduk di atas karang, menonton matahari perlahan-lahan menghilang di cakrawala, sementara langit berubah dari biru menjadi merah keunguan. Aku rasa itulah momen ketika aku merasa sangat damai---semacam reminder untuk berhenti sejenak dari segala aktivitas dan menikmati keindahan sederhana yang sering kita lewatkan.
Nah, kalau soal fasilitas, pantai ini memang belum terlalu dikembangkan. Ada beberapa warung kecil yang menjual makanan dan minuman ringan, tapi jangan berharap menemukan restoran besar atau fasilitas lengkap seperti di pantai yang lebih populer. Jadi, kalau kalian ingin menghabiskan waktu lebih lama, sebaiknya bawa bekal dari rumah. Waktu itu aku dan teman-teman membawa makanan sendiri dan piknik di pinggir pantai. Rasanya nikmat sekali makan nasi bungkus sambil ditemani angin pantai yang sepoi-sepoi dan pemandangan laut yang luas.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah kebersihan. Sayangnya, aku melihat beberapa sampah plastik di sekitar pantai, yang mungkin dibawa oleh pengunjung atau hanyut dari laut. Aku dan teman-teman akhirnya mengumpulkan sampah-sampah kecil di sekitar tempat kami camping, sebagai cara kecil untuk menjaga keindahan alam ini. Semoga saja, pengunjung lainnya juga bisa lebih sadar untuk menjaga kebersihan tempat ini, karena keindahan Pantai Batu Burung layak untuk dinikmati oleh banyak generasi ke depan.