Mohon tunggu...
Husnul Khatimah
Husnul Khatimah Mohon Tunggu... Guru - inclusive enthusiast

pegiat dan praktisi pendidikan inklusif dan penanganan anak spesial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rahasia Tersembunyi Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus: Ketika Masker Oksigen Mengubah Semua

4 Maret 2024   12:00 Diperbarui: 4 Maret 2024   12:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuat Gambar (bing.com) 

Analogi perintah penggunaan masker oksigen oleh awak kabin pada situasi darurat di pesawat, "memakaikan masker oksigen pada diri sendiri terlebih dahulu sebelum membantu memakaikannya kepada anak," sangat relevan dalam konteks perjuangan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Ini menggambarkan pentingnya merawat diri sendiri agar dapat memberikan dukungan yang lebih efektif kepada anak-anak mereka. Orang tua harus menyadari bahwa untuk memberikan perawatan terbaik kepada anak-anak berkebutuhan khusus mereka, mereka harus menjaga kesejahteraan mereka sendiri terlebih dahulu.

Dalam perjalanan hidup, kita sering dihadapkan pada tantangan yang membutuhkan ketahanan dan keberanian untuk menghadapinya. Begitu juga dengan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, mereka sering merasa tegang dan terbebani oleh tanggung jawab yang mereka pikul. 

Mereka harus menghadapi diagnosa medis yang mengejutkan, merancang dan menjalani program terapi yang intensif, dan mengatasi rasa cemas dan ketakutan tentang masa depan anak-anak mereka. Tantangan ini bisa sangat memaksa secara emosional dan fisik, membutuhkan orang tua untuk memiliki ketahanan yang luar biasa.

Namun, dalam kekuatan itu juga terdapat kelemahan. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa orang tua yang pada suatu titik merasa terlalu terbebani oleh tugas yang dihadapi. Mereka mungkin merasa terjebak, terisolasi, dan merasa bahwa mereka tidak mampu mengatasi semua tantangan tersebut. Ketika mereka menyerah pada perasaan putus asa dan kelelahan, ada risiko besar bahwa mereka akan jatuh dalam jurang depresi. 

Pada saat itu, terkadang ada kecenderungan untuk menarik diri dari kenyataan, merasa tak berdaya, dan merasa bahwa tidak ada harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Hal ini juga sering kali dipengaruhi oleh pandangan dan penghakiman dari orang lain. Orang tua mungkin merasa dihakimi atau dikecam oleh masyarakat karena cara mereka mengatasi masalah dengan anak-anak berkebutuhan khusus mereka. 

Mereka mungkin merasa rendah diri atau merasa tidak cukup baik dalam peran sebagai orang tua. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang tua memiliki perjuangan mereka sendiri, dan tidak ada yang sempurna. Yang terpenting adalah bahwa mereka melakukan yang terbaik yang mereka bisa, dengan cinta dan dedikasi yang tulus.

Maka dari itu, adalah penting bagi orang tua yang mengalami situasi ini untuk mencari dukungan dan bantuan. Mereka tidak sendirian, dan tidak ada yang salah dalam meminta bantuan. Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau profesional dapat membantu mereka melewati masa-masa sulit ini dan kembali menemukan kekuatan dan harapan.

Dalam perjalanan ini, terdapat juga momen cahaya yang memancar di tengah kegelapan. Orang tua yang mampu bangkit dari keputusasaan dan menemukan kembali motivasi mereka adalah contoh nyata dari ketahanan yang luar biasa. Mereka adalah teladan bagi kita semua, menunjukkan bahwa dengan kekuatan cinta dan keberanian, kita dapat melewati setiap badai yang menghantam kita.

Dalam akhirnya, menjadi orang tua anak berkebutuhan khusus adalah tentang menerima tantangan, tumbuh bersama, dan menemukan kebahagiaan dalam momen-momen sederhana bersama anak-anak kita. Setiap langkah kecil yang kita ambil, setiap perjuangan yang kita hadapi, membawa kita lebih dekat kepada cahaya di ujung terowongan. Bersama-sama, kita bisa mengatasi segala rintangan dan menciptakan kehidupan yang berarti dan penuh berkah bagi diri kita dan anak-anak kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun