Mohon tunggu...
Husni nur mifta
Husni nur mifta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jangan lupa berdoadan ikhtiar setiap hari :0

BERMIMPI ITU MUDAH SEDANGKAN MEWUJUDKANNYA YANG SULIT :>

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Permasalahan "Pedagang Cilok" di Tengah Pandemi Covid-19

6 September 2021   20:09 Diperbarui: 6 September 2021   20:38 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada zaman saat ini tepatnya di era masa pandemi covid-19 ekonomi negara indonesia maupun dunia sedang mengalami gelombang penyusustan,dimana banyak pelaku bisnis mengalami dampak negatif akan pemasukan keuanagan. Masalah-masalah yang terjadi saat ini adalah penurunan angka penjualan dikarenakan banyak konsumen yang meminimalisir pengeluaran. 

Hal ini merupakan pemicu terjadi persaingan yang tidak baik disektor bisnis dari segi apapun itu. Di indonesia sendiri seluruh pembisnis dituntut untuk melakukan dan membuat ide-ide kreatif yang mampu menarik konsumen dengan sehat. Inovasi sendiri adalah simbol perjuangan bagi seluruh pengusaha yang harus dijadikan sebagai visi agar majunya prekonomian bangsa dan negara.

Di Indonesia pada masa ini dihadapkan dengan hiruk pikuk permasalahan ekonomi. Hal ini dipastikan dengan banyaknya usaha yang bangkrut ditengah-tengah masyarakat karena sedikitnya konsumen. 

Banyak berita-berita ditelevisi maupun internet yang menyatakan bahwa indonesia sedang tidak baik-baik saja, banyak orang sudah menyadari akan hal itu semenjak pandemi covid-19 melanda negara Indonesia. Ada berbagai macam spekulasi-spekulasi bermunculan dalam segala aspek negara terutama dalam bidang prekonomian, hal tersebut terjadi akibat banyaknya isu-isu yang bertebaran dan hal ini lah yang membuat pelaku bisnis harus mulai memperbaiki lagi strategi pemasaran biar terhindar anggapa keyakinan kuno masyarakat.

Di kabupaten pasuruan ada berbagai macam-macam Usaha Kecil Mikro diantaranya yaitu "Pedagan Cilok" yang biasa kita banyak menjumpainya di daerah Kecamatan Prigen yang dimana itu merupakan daerah saya berdomisili. Adanya usaha UKM  ini sejak dahulu dimana sebelum masa covid-19, dikarenakan rata-rata pekerjaan ini banya diminati oleh banyak orang didaerah saya. 

Karna makanan cilok sendiri merupakan makanan khas dearah yang banyak diminati oleh banyak orang dan cara pembuatannya juga tidak ribet atau praktis, sehingga pada masa pandemi ini pekerjaan ini semakin banyak diminati orang, ada juga pedagan cilok yang menerapkan sistem kecanggihan teknologi digital yaitu  Goo Food, dimana pedagang cilok mengantar makanannya langsung ke rumahnaya konsumen atau biasanya lewat gojek,grab dan yang lainnya, maka dari itu usaha mikro kecil ini menjadi solusi kreatif bagi konsumen hari ini.

Selesai melakukan sedikit wawancara dan tanya jawab dengan pedagang cilok yang bernama Buk Riris yang berperan sebagai pemilik usaha tersebut, saya mendapatkan informasi menarik terkait bisnis ditengah pandemi covid-19 mulai dari berbagai  macam masalah-masalah yang ada dan bagaimana menciptakan inovasi dan kreasi baru terkait pemasarannya.

Usaha cilok ini tidak terlau terdampak dalam segi penjualan, akan tetapi mendapatkan permasalahan dalam aspek supplier. Masalah ini terjadi dikarenakan adanya pembatasan ruang gerak masyarakat atau yang lebih dikenal dengan sebutan PPKM, sehingga pemasok tidak bisa mendistribusikan bahan baku denagn stabil.

Masalah utamanya terjadi dikarenakan pihak pengeskpor daging ayam tidak dapat mengirimkan barangnya ke Pasar Besar Kecamatan Prigen dengan konsisten. Dikarenakan adanya pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang meminimalisir jalur keluar masuk kota, sehingga tidak sedikit memberikan permasalahan-permasalahan baru. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya stok pemasokan daging-daging untuk bahan baku cilok. Dampak dari kurangnya pemasokan daging tersebut memgurangi presentase pemjualan Usaha Mikro Kecil (UMK) cilok

Saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyrakat (PPKM) Usaha Mikro Kecil Menengah milik Buk Riris ini mengalami penurunan dalam aspek penjualan. Buk Riris berkata " untuk penjualan saya disaat PPKM ini diberlakuakan, saya pedagang kecil ikut merasakan akibatnya, karna stok bahan daging dipasar mengalami kekurangan sehingga megakibatkan produksi cilok saya menurun yang dimana mengakibatkan aspek penjualan cilok saya juga menurun, untuk memproduksi  sekedar cilok yang banyak aslinya saya juga bisa, tapi bahan penting dagingnya yang kurang bisa mempengaruhi loyalitas konsumen untuk masa-masa selanjutnya"

Dikarenakan terjadinya pembatasan akses masa pandemi covid-19 ini, strategi yang seharusnya bisa menambah kemajuan bisnis terpaksa runtuh dikarenakan pemasok bahan baku yang terhenti. 

Sebagai seorang Mahasiswa Fakultas Ekonomi Priodi Mnajemen  saya mempunyai saran bahwa pelaku usaha UKM cilok ini harus mempersiapkan banyak pemasok daging yang siap mensupply bahan baku sehingga tidak menurunkan aspek penjualannya. Sebelum melakuakan perjanjian dengan pemasok, langkah awalnya harus melakukan riset terkait dengan pemasok itu sendiri. Cara ini cocok untuk para pedagang cilok agar terhindar dari  kekurangan stok bahan baku daging.

Setelah mendapatkan banyak data terkait pemasok, pedagang cilok dapat memilah mana yang bisa dijadikan pemasok prioritas dan pemasok tambahan. Sehingga apabila terjadinya permasalahan seperti ini lagi, pedagang cilok bisa memiliki opsi pemasok daging lainnya agar bisa menjalankan usaha dagang ciloknya dengan baik. Untuk tambahan masalah pemasaran ciloknya, akankah lebih baik bila penjulan ciloknya juga memanfaatkan kecanggihan teknologi agar penyebaran pemasarannya bisa tersebar luas dengan waktu yang singkat. SEKIAN TRIMAKASIH !

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun