Mohon tunggu...
Nia Husniatun
Nia Husniatun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berita Penculikan Hoax

22 Juni 2017   07:18 Diperbarui: 22 Juni 2017   07:38 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAJALENGKA, (PR).- Polsek Cigasong berupaya menangkal berita bohong atau hoax yang kini tersebar di masyarakat. Kabar yang menyebar di mastarakat menyebutkan bahwa banyak orang berkeliaran yang berpura-pura gila atau pengemis namun sebetulnya penculik anak.

Menangkal isu tersebut, Polsek Cigasong menyebarkan selebaran dan juga memasang pamflet himbauan di lingkungan warga. Hal ini karena kabar yang beredar di media sosial tersebut cukup meresahkan masyarakat di Kabupaten Majalengka.

Salah satunya adalah kejadian pada Kamis, 9 Maret 2017, di pasar Majalengka diramaikan dengan isu penculikan anak. Seorang laki-laki yang dikeroyok masa karena diteriaki penculik oleh seorang ibu.

Beruntung aparat kepolisian dari Sektor Cigasong segera datang ke lokasi kejadian dan segera mengamankannya dari keroyokan masa. Hasil penyelidikan menurut keterangan Kapolsek Cigasong, Ajun Komisaris Polisi Kustadi, ternyata korban pengeroyokan tersebut adalah pelaku cabul yang pernah mencabuli anak seorang ibu yang meneriaki tersebut.

“Isu penculikan ini menyabar dimana-mana, di media sosial langsung ramai ada penculikan di pasar,” kata Kapolsek. Atas persoalan tersebut Kapolsek Cigasong Kustadi langsung menyebar selebaran dan pamplet berisi kabar penculikan yang belakangan tersiar di media sosial dan masyarakat umum yang menyebutkan banyaknya orang berkeliaran yang berpura-pura bertamu ke rumah, berpura-pura menjadi pengemis, dan berpura-pura menjadi orang gila namun sebenarnya penculik anak tersebut adalah berita bohong.

“Berita yang kini tersebar itu adalah bohong. Namun demikian masyarakat harus tetap waspada jangan sampai lengah," ungkap Kustadi.

Dia mengaku prihatin dengan isu yang diterima masyarakat tersebut. Karena masyarakat telah menerima kabar bohong yang disebar orang tidak bertanggung jawab.

“Kami sekarang menyebar selebaran dan menempel pamflet ke setiap desa dan dipasang disejumlah lokasi keramaian seperti tempat perbelanjaan, pasar, dan lingkungan sekolah, agar masyarakat tidak terprovokasi oleh isu tersebut," ujarnya.***

OLEH : HUSNIATUN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun