Mohon tunggu...
Husnia Ramadani
Husnia Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Alam: Pemikiran Thales Dan Relevansi Pemikirannya Di Zaman Sekarang

16 Desember 2024   22:31 Diperbarui: 16 Desember 2024   22:31 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat Alam: Pemikiran Thales dan Relevansinya di Zaman Sekarang

Filsafat alam adalah cabang filsafat yang membahas tentang asal-usul dan prinsip dasar alam semesta. Salah satu tokoh paling awal yang mengembangkan filsafat alam adalah Thales dari Miletus, seorang filsuf Yunani kuno yang hidup pada abad ke-6 SM. Thales dikenal sebagai salah satu dari "Tujuh Filsuf Bijaksana" dalam tradisi Yunani, dan ia dianggap sebagai bapak dari filsafat alam karena pemikirannya yang radikal dan mendalam mengenai alam semesta.

Biografi Thales

Thales lahir sekitar tahun 624 SM di Miletus, sebuah kota penting di Asia Kecil (sekarang Turki). Dia adalah seorang filsuf, matematikawan, dan astronom yang terkenal karena gagasan-gagasannya yang melampaui pemikiran mitologis dan religius pada masa itu. Thales dikenal karena pendekatannya yang rasional terhadap alam dan kosmos.

Thales juga sangat tertarik pada matematika dan astronomi. Ia dikenal karena keberhasilannya dalam mengukur tinggi piramida Mesir dengan menggunakan bayangan dan menghitung jarak kapal yang berlayar di laut. Ia juga memprediksi gerhana matahari, yang pada masanya dianggap sebagai pencapaian luar biasa dalam bidang astronomi.


Pemikiran Thales

Pemikiran Thales sangat terfokus pada pencarian prinsip-prinsip dasar  alam semesta. Dia adalah salah satu filsuf pertama yang mencoba menjelaskan fenomena alam tanpa menghubungkannya dengan mitos atau dewa. Menurut Thales, segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari  unsur fundamental yang disebutnya "air". Teori 'Air' sebagai Elemen Dasar

Thales berpendapat bahwa air adalah prinsip dasar atau 'bahtera' dari segala sesuatu. Menurutnya, segala bentuk kehidupan dan perubahan yang terjadi di dunia ini berasal dari air. Sebab, bagi Thales, air mempunyai sifat yang  berubah-ubah:  padat (es), cair (air), dan gas (uap). Oleh karena itu, ia memandang air sebagai unsur yang berubah-ubah tergantung kondisi alam.

Thales juga mengakui bahwa air merupakan unsur terpenting bagi kehidupan. Ia berpendapat bahwa kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia tidak dapat hidup tanpa air. Dalam pandangannya, alam semesta merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan, dan semua benda di dunia  berasal dari substansi dasar yang sama.

Menurut keterangan Aristoteles kesimpulan ajaran Thales ialah "semuanya itu air". Air yang cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar (principe) segala-galanya. Semua barang terjadi daripada air dan semuanya kembali kepada air pula.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun