Mohon tunggu...
Anshor Kombor
Anshor Kombor Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang terus belajar

Menulis menulis dan menulis hehehe...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Asoy Bingit Kompasiana Nangkring GNNT Surabaya Rek!

29 Maret 2015   03:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14275744231195482385

[caption id="attachment_375446" align="aligncenter" width="432" caption="ASOY: Peserta Kompasiana Nangkring Jelajah Non Tunai selfie bareng dengan panitia, di Gedung Bank Indonesia, Jl. Pahlawan Surabaya, Sabtu kemarin (28/3)."][/caption]

Mendapat Banyak Informasi Aktual, Sahabat dan Banjir Hadiah

Cuaca mendung terbentang di kejauhan langit Kota Suroboyo pagi kemarin (28/3). Matahari tampak merem-melek dibayangi awan. Sisa perjalanan yang harus saya tempuh kira-kira masih separuh lagi menuju TKP (Tempat Kumpul Penyelenggaraan) Kompasiana Nangkring Jelajah Non Tunai Surabaya, kerja bareng Kompasiana dan Bank Indonesia kali ini. Ajang itu sendiri bagian untuk menggelorakan Gerakan Nasional Non Tunai sejak Agustus 2014 kemarin.

”Pokoknya kudu sampai ke tempat acara, pasti banyak informasi serta manfaat yang bakal saya dapatkan. Lagi pula, saya kan telah dicantumkan sebagai bagian pegiat (wuidih seperti pegiat antikorupsi saja yo?) Kompasianer Bondo Nekat (Konek) gitu lho. Kalau ndak hadir, apa kata dunia?” bisik saya dalam hati, ndak ingin menyerah dengan aksi mendung kehitaman yang kian merata. Dan soal apa itu Konek, saya juga akan memberi sedikit bocoran nanti. Tenang saja!

Lalu, saya melanjutkan perjalanan. Saya berkendara seakan dikejar-kejar mendung. Belum seberapa jauh, terasa butiran air memercik. Saya kian memacu kendaraan. Namun, langit ndak mau kalah. Hujan pun berderai dan saya terpaksa mengalah untuk berteduh. Lebih-lebih karena saya lupa membawa jas hujan. Singkat jelajah, saya bisa tiba di lokasi Kompasiana Nangkring meski rada terlambat. Alhamdulillaaah, Puji Tuhan!

Usai memarkir kendaraan, saya bergegas naik ke lantai lima kantor Bank Indonesia (BI). Saya melihat perempuan muda di depan pintu salah satu lift. Buru-buru saya melangkah ke arahnya, siapa tahu ia juga akan menghadiri ajang tersebut. Saya baru tahu ia memang peserta, saat keluar dari lift sehingga saya ndak sendirian masuk ruangan hehehe...

Terlihat pula lelaki paruh baya, seperti tengah mendaftar di meja yang ditunggui panitia cewek. Perempuan teman sepernaikan lift tadi juga merapat ke sana. Saya pun mengekornya. Dengan ramah panitia cantik itu menyilahkan saya untuk mengisi daftar hadir. Berbeda dengan saat even Kompas Kampus sepekan lalu, sekarang nama saya tertulis di dalamnya. Urusan registrasi ulang beres, panitia cewek tersebut menyodorkan snack dan paket bingkisan ciamik bernuansa tema acara.

Ketika memasuki ruangan, pembicara sedang menyampaikan ulasan di stage yang tertata simpel tapi elegan. Wow, peserta juga telah memadati kursi yang disediakan, walau sebelumnya dibatasi hanya untuk kapasitas seratus orang. Saya mencari tempat duduk yang masih kosong, lalu ikut larut menyimak.

Acara dibuka sambutan dari penyelenggara. Di antaranya Junanto Herdiawan mewakili BI, Om Iskandar Zulkarnaen selaku Asisten Manager Kompasiana dan Om Junanto. Berlanjut sesi bahasan tentang Gerakan Nasional Non Tunai dengan menghadirkan dua narasumber. Yakni, Om Diatmana Parayudha sebagai perwakilan BI, Tante Herlina dari ASPI yang juga praktisi perbankan, serta dipandu Om Isjet –sapaan akrab Iskandar.Zulkarnaen– rek!

Giliran pertama kali, Om Diat mengupas soal GNNT dengan gamblang. Mulai deskripsi singkat tugas BI hingga sekelumit mengenai duit elektronik, sebagai bagian sarana aktivitas nontunai dalam kegiatan perekonomian dan perbankan mendatang. Tak ketinggalan berbagai manfaat dan keuntungan penggunaannya bagi masyarakat luas.

Lantas, disambut pemaparan seputar GNNT dan e-money oleh Tante Herlina. Penjelasannya melengkapi dengan penjabaran yang bertambah rinci, berikut penyajian contoh serta demonstrasi sekilas terkait bahasan maupun uang elektronik yang diistilahkan ”Unik” olehnya.

Dari sini, banyak informasi yang saya dapatkan. Terlebih di sela-sela penjelasan kedua narasumber yang sip-markosip itu, Om Isjet turut menimpali dengan sejumlah pertanyaan untuk mengelaborasi lebih jauh. Dengan begitu, dialog bukan hanya berlangsung enjoy tapi ganyeng. Melainkan, para peserta pun memperoleh pemahaman yang semakin utuh.

Tak hanya itu, sesi selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan berkenaan dengan materi. Mereka menyambutnya dengan penuh antusias. Mbak A yang memandu dengan gaya endel termin ini, kian menghangatkan suasana. Serunya lagi, sesudah peserta bertanya, lantas giliran pembicara melontarkan pertanyaan. Dan audiens yang bertanya maupun berhasil menjawab pertanyaan narasumber, diberi hadiah-hadiah menarik.

Saat memasuki waktu istirahat, peserta disilahkan untuk menikmati sajian ”maksi” (makan siang) yang maknyus ala prasmanan. Habis itu, mereka juga memanfaatkannya untuk selfie. Entah dengan pembicara, orang-orang penting di Kompasiana seperti juga Cak Nurulloh, panitia, maupun sesama Kompasianer dengan nuansa kebersamaan yang begitu hangat.

Menjelang jedah ngaso selesai, diisi sejenak pengenalan fans page ”Konek” (Kompasianer Bonek) di Facebook baru-baru ini. Konek adalah wadah bagi para Kompasianer di wilayah Germadu Kerta Susila (Gresik, Madura, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan), sekaligus Jawa Timur dan sekitarnya. Itu berawal dari obrolan Cak Nurulloh, Mbak Avy, dan para sedulur lainnya di pesybuk sebelum Kompasiana Nangkring digelar. Bila sampean ingin bergabung, monggo cekidot di sini.

Usai ishoma (istirahat, sholat, makan) diteruskan Stand Up Comedy oleh Om Dedi Gigis yang kocak. Aksinya mengocok perut segenap peserta. Saking kocaknya, salah seorang audiens mengungkapkan dalam kicauan akun Twitternya, ”Baru aja komik (maksudnya Komikus, Om Dedi) ngomong sekata, eh sdh tertawa aja”.

Lalu, peserta lainnya menuliskan kicauannya, ”Sakit perut gara gara kebanyakan ketawa stand up comedy”. Selalu ada kata-kata Om Dedi yang membikin peserta cekikikan. Termasuk saya ndak kuat menahan tawa kikikikikikkk...

Keseruan berlanjut, saat panitia masih memberi kesempatan audiens untuk bertanya. Lagi-lagi peserta saling berebut mengacungkan tangan. Bukan hanya karena ganjaran hadiah-hadiah yang banyak tersedia, namun demi rasa ingin tahu yang menggebu-gebu mengenai GNNT dan fulus elektronik. Even itu pun dipungkasi pengumuman para pemenang kuis tweet yang semuanya cewek.

Waba’du, perhelatan Kompasiana Nangkring dalam rangka kampanye GNNT di gedung Bank Indonesia Jalan Pahlawan kemarin tersebut, memberi seabrek manfaat. Para sedulur yang hadir bisa dipastikan pulang dengan semringah. Selain telah kulakan tambahan wawasan yang masih segar, bertemu dan menjalin persahatan penuh kehangatan, juga pulang menyangking bingkisan dan hadiah. Karena itu, jangan sampai ketinggalan menikmati Kompasiana Nangkring GNNT berikutnya di Ambon, Aceh, Banjarmasin dan Makasar yo. Pokoknya asoy bingit rek!

Tunggu sekuelnya juga yo hehehe...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun