Mohon tunggu...
Anshor Kombor
Anshor Kombor Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang terus belajar

Menulis menulis dan menulis hehehe...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Singsingkan Mitos Blogger, Ikhtiarkan Hidup Lebih Baik!

20 Oktober 2015   13:08 Diperbarui: 21 Oktober 2015   03:01 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blogger kembali menjadi perbincangan hangat sekarang. Ketika pengguna media blog dari beragam platform, turut mewarnai peristiwa aktual lewat tulisan-tulisannya. Mulai dari catatan ringan seputar destinasi, kuliner, hingga kelas berat masalah politik, ekonomi, hukum, bahkan fiksi dan seterusnya.

Orang-orang yang aktif ngeblog boleh dibilang semakin mendapat tempat. Keberadaannya juga bertambah sering digaet untuk terlibat dalam berbagai kegiatan positif. Semisal upaya terus menebarkan spirit kreatifitas, menggairahkan tradisi literasi, sosialisasi program tertentu dan sebagainya. Baik oleh kalangan instansi pemerintah maupun partnership swasta.

Hanya saja, bayang-bayang tanya masih terasa menggelayuti perkembangannya, soal hasil penulisan kaitan dengan fulus. Akankah menjadi seorang Blogger mendulang penghasilan yang berlebih? Mungkinkah dengan menulis di blog, juga bisa membuat seseorang kaya? Dan bla bla bla...

Umumnya opini yang beredar, menjadi Blogger tidak bakal membikin sampean berpenghasilan lebih. Antara lain sebabnya, menulis di blog sebatas hobi, atau pengisi waktu luang. Persepsi sisanya, memandang kesibukan tersebut bisa menggerojok pundi keuangan (pribadi atau keluarga), bahkan topangan untuk hidup berkecukupan.

Dalam hal ini, boleh-boleh saja beranggapan ngeblog, semata untuk menyalurkan kegemaran. Sah-sah pula menganggapnya sebagai wahana (latihan) pengembangan minat tulis-menulis belaka. Andaikan mendapat berkah dari sejumlah postingan blog nanti, itu hanyalah bonus tak terduga yang tentunya lebih menggembirakan.

Financologist yang sedang populer, Om Alviko Ibnugroho, pernah menyampaikan pandangan lain. Sebagaimana dalam materi yang saya peroleh ketika bareng teman-teman Konek (Kompasianer Nekad), menghadiri acara jumpa Blogger yang diselenggarakan Sun Life Financial Indonesia, sebagai bagian edukasi bagi masyarakat luas tentang pentingnya mengelola keuangan dengan bijak.

NARASUMBER: Shierly Ge dan Alviko Ibnugroho, dalam event Jumpa Blogger Bersama SLFI di Surabaya (12/9)

Menariknya, eksistensi para Blogger diapresiasi sebagai ”profesi khusus” di dalamnya. Kita tahu profesi sendiri melebihi pekerjaan, lantaran menyaratkan keterampilan tertentu. Menurut bahasan penulis buku Pensiun: Ketika Keputusan Menjadi Keberkahan itu, menggelutinya semata hobi dan bukan profesi yang menghasilkan kemapanan finansial, hanya perangkap mitos masyarakat sekaligus elemen delapan dosa sifat manusia dalam mengelola keuangan.

Saya coba memahaminya dengan tiga hal mendasar. Pertama, kiranya jangan membatasi Rezeki Gusti Tuhan hanya dari gaji atau bayaran pekerjaan! Rezeki-Nya yang tersedia untuk kita jelas lebih melimpah dan bisa saja melalui cara (halal) apapun yang dikehendaki-Nya setiap waktu. Toh, saat memiliki penghasilan yang pasti dan fantastis, apakah memang benar-benar telah mencukupi seabrek kebutuhan bahkan keinginan, seandainya tanpa tambahan Berkah-Nya yang sering tidak kita sadari?

Artinya, rutinitas berdaya guna apapun termasuk menekuni dunia blogging, bukan mustahil akan membentangkan jalan menuju kemapanan finansial. Sekadar contoh, laku kreatif Raditya Dika yang semula hanya berbagi cerita kesehariannya di blog miliknya, kemudian membuahkan raihan berikut sumber keuangan yang mapan selama ini. Belum terhitung kisah sukses para Blogger yang lain.

Kedua, kata kuncinya produktifitas. Bekerja saja rasanya belum cukup sejalan dengan tuntutan zaman sekarang. Ketika sampean adalah pekerja tetap sekalipun, bisa terancam di-PHK bila kinerja sampean dinilai tidak produktif di tempat kerja. Apapun kegiatan (positif) sehari-hari yang dijalani hendaknya bernilai produktif. Lebih maknyus lagi, produktifitas sampean juga membuka kran-kran pendapatan. Tak kecuali meski hanya sebagai Blogger, pedagang tanpa lapak atau toko dan semacamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun