Mohon tunggu...
Husni Mubarrok
Husni Mubarrok Mohon Tunggu... Guru - seorang mahasiswa

nama saya husni mubarrok saya lahir di bangka pada 4 september 2003, hobi saya mancing, naik gunung dan lainnya, suka menulis terkait masalah yang terjadi di keluarga, terkait anak dan orang tuanya

Selanjutnya

Tutup

Home

Pengaruh Karakter, Pola Asuh Komunikasi dan masalah Orang Tua terhadap Perilaku Anak di Sekolah

15 Desember 2024   21:24 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:01 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kekerasan dalam keluarga

 

DITULIS OLEH: HUSNI MUBARROK PADA TANGGAL 15 DESEMBER 2024

 

 

 

Pola asuh dan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor penting dalam perkembangan perilaku anak. Hal ini terlihat pada seorang anak yang berinisial AS , yang tinggal bersama orang tuanya di sebuah desa. Sebagai anak kedua dari empat bersaudara, AS sering merasakan ketegangan dalam keluarganya. Perlakuan kasar dari orang tua dan maslah rumah tangga yang terjadi di keluarganya. Perlakuan kasar dari orang tua dan masalah rumah tangga yang terjadi di keluarganya mempengaruhi perkembangan perilaku dan karakternya, yang kini semakin sulit dikendalikan di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari. AS tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan konflik. Sering kali dia mendengar kata-kata hinaan dari ibunya maupun bapaknya seperti " bodoh kamu ini" atau "kamu tidak seperti kakak dan adikmu" tidak jarang ibunya juga berkata " Seperti menyesal punya anak seperti AS" kata-kata kasar ini yang sering di sampaikan berulang kali, mengubah pandangan AS terhadap dirinya sendiri. Perasaan tidak dihargai dan rendah diri pun mulai berkembang, membuat karakter AS menjadi keras dan sulit didekati. Situasi di rumah semakin rumit dengan perselingkuhan yang dilakukan oleh sang ayah. Ketika AS mengetahui tentang hubungan gelap tersebut, ia merasa sangat kecewa dan marah. Baginya, hal ini menghancurkan rasa aman yang seharusnya ia dapatkan dari kedua orang tuanya. Di sekolah, perilaku AS menjadi semakin sulit dikendalikan. Ia sering membangkang terhadap guru, berkelahi dengan teman-temannya, dan melakukan kenakalan lainnya. Sikap AS ini tidak hanya terlihat di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Ia sering bolos sekolah, bergabung dengan kelompok teman yang kurang mendukung, dan terlibat dalam tindakan-tindakan negatif lainnya. Meskipun ia mungkin tidak menyadarinya, perilaku ini merupakan bentuk ekspresi dari rasa sakit batin yang ia pendam. Pola asuh yang diterima oleh seorang anak memiliki dampak jangka panjang terhadap pembentukan karakter dan perilaku mereka. Menurut psikolog anak, Dr. Lestari Sihombing, "Komunikasi yang tidak sehat, seperti penghinaan dan kritik yang berlebihan, dapat mengarah pada terbentuknya karakter yang agresif atau rendah diri pada anak." Dalam kasus AS, kata-kata yang berbicara tentang orang tua telah menciptakan perasaan yang sangat negatif terhadap dirinya. Ia merasa tidak pernah cukup baik di mata orang tuanya. Selain itu, masalah perselingkuhan yang terjadi dalam keluarga AS menambah beban emosional yang ia rasakan. Sebagai seorang anak, mengetahui bahwa salah satu orang tua berselingkuh membuat AS merasa terabaikan dan kehilangan sosok orang tua yang bisa dijadikan panutan. Ketidakstabilan yang ia alami di rumah semakin memperburuk kondisinya. Perilaku negatif AS, seperti membangkang di sekolah dan terlibat dalam kenakalan, tidak hanya terjadi tanpa alasan. Komunikasi yang buruk dan perlakuan kasar dari orang tua mempengaruhi kepercayaan dirinya. Anak-anak yang sering dihina atau dibandingkan-bandingkan dengan saudara-saudara mereka cenderung merasa tidak dihargai, yang membuat mereka semakin tertutup dan agresif. AS, yang terus-menerus dibandingkan dengan saudara-saudaranya, merasa tidak punya tempat untuk mencari dukungan atau kasih sayang. Anak yang berada dalam kondisi ini sering kali tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan perasaan mereka secara sehat. Perasaan marah, kecewa, dan terabaikan akhirnya terpendam dalam diri mereka dan diterjemahkan dalam perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini menjadi lebih buruk ketika ada masalah lain, seperti perselingkuhan orang tua, yang menyebabkan anak merasa semakin bingung dan tidak tahu harus berpihak pada siapa.

 

Solusi untuk Mengatasi Perilaku Anak Seperti AS

 

 Perbaikan Pola Asuh dan Komunikasi dalam Keluarga Solusi utama untuk membantu AS adalah memperbaiki pola komunikasi dalam keluarganya. Orang tua AS harus memahami bahwa kata-kata kasar dan perbandingan antar anak akan merusak harga diri anak. Konseling keluarga bisa menjadi langkah awal untuk mengatasi masalah komunikasi ini, dengan melibatkan pihak ketiga yang dapat membantu mempertemukan kedua orang tua dan anak untuk berbicara terbuka tentang perasaan mereka. Pendampingan Psikologis untuk AS Selain perbaikan komunikasi di keluarga, AS juga sangat membutuhkan pendampingan psikologis. Konseling anak akan membantu AS untuk mengatasi luka emosional yang ia alami akibat perlakuan kasar dan ketidakstabilan keluarga. Terapi dapat membantu AS belajar mengelola perasaan marah dan kecewa, serta mengajarkannya cara-cara sehat untuk mengekspresikan dirinya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun