Tepat di depannya adalah Padeplein, taman yang sering dipakai oleh serdadu-serdadu Belanda berparade dan terletak di tepi jalan Anyer Panarukan yang dibangun Daendels tahun 1811.
Perusahaan asuransi pertama di Indonesia "De Indische Lyold" milik Oei Tiong Ham Concern merupakan kantor pertama yang menempti gedung ini pada tahun 1937. Pengusaha pribumi terkemuka di Semarang, Taspirin, tercatat pernah mengambil alih kepemilikan bangunan ini dan dalam perjalanannya pernah disewakan sebagai gudang, dealer motor, dan kantor perusahaan besar Farmasi Tempo.Â
Terakhir yaitu pabrik sirup Fresh menggunakannya sampai tahun 1998. Hingga akhirnya tahun 2007, Chris Dharmawan melakukan konservasi dan tahun 2008 dipergunakan sebagai Semarang Gallery.
Begitu banyak pergantian fungsi dan kegunaan tempat ini sebelum akhirnya menjadi bangunan Galeri Semarang yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun nonlokal.
Tempat untuk Mengapresiasi Karya Para Seniman
Di Semarang Contemporary Art Gallery ini kita akan melihat pameran karya seni berupa lukisan-lukisan yang memiliki makna masing-masing dari para seniman Indonesia.Â
Dengan melihat dan menikmati inilah merupakan salah satu cara untuk mengapresiasi hasil dari sebuah tangan-tangan kreatif para seniman. Sebagai pemuda dan generasi penerus sudah semestinya kita untuk mengapresiasi apapun yang merupakan hasil karya anak bangsa.Â
Beberapa seniman yang karyanya terpampang di Galeri Semarang ini ialah, J.A Pramuhendra, Bestrizal Besta, Sugiyo Dwiarso, dan masih banyak seniman lainnya. Inilah salah satu lukisan karya Sugiyo Dwiarso dengan judul "Rise Up"
Pasalnya, bangunan berlantai dua ini memiliki gaya arsitektur yang sederhana, minimalis, dan menarik. Dinding-dindingnya bernuansa warna yang kalem, yaitu cokelat dan putih menambah nilai elegan dari tempat ini. Tidak menunjukkan adanya keusangan dari bangunan tua yang ada sejak tahun 1822 ini.Â