Mohon tunggu...
Husna Khamilah
Husna Khamilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Saya merupakan mahasiswi psikologi, semester 4 yang memiliki hobi bersepeda dan menulis cerita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Subjective Well-Being dan Produktivitas: Apa Hubungannya?

28 Juni 2023   12:16 Diperbarui: 28 Juni 2023   14:35 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan data dari Studi yang dilakukan oleh Linkedin di AS pada tahun 2022, sebanyak 48% pekerja di AS memutuskan akan berhenti dari pekerjaannya setelah 6 bulan massa kerja. Hal ini berkaitan dengan tingkat Subjective Welll-Being yang dimiliki oleh karyawan, sebab pada umumnya karyawan akan bertahan dan menghasilkan hasil yang maksimal apabila perusahaan mampu memberikan kesejahteraan yang dibutuhkan oleh karyawan.

Dewasa kini, banyak pekerja yang kerap berganti pekerjaan dalam kurun waktu yang terbilang singkat. Hal ini merupakan permasalahan yang cukup serius apabila tidak segera dicari solusinya. banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya fenomena ini, salah satunya yaitu ketidakmampuan perusahaan dalam memberikan kesejahteraan pada karyawan. 

Kesejahteraan karyawan merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan oleh manajemen perusahaan. kesejahteraan karyawan sendiri merupakan pengalaman yang dimiliki karyawan baik pengalaman menyenangkan maupun tidak menyenangkan yang dapat menghadirkan rasa bahagia dalam diri karyawan. Hal ini sejalan dengan konsep psikologi positif yaitu Subjective Well-Being (SWB).  

Subjective Well-Being merupakan kepuasan hidup tiap individu yang terdiri dari afek positif dan afek negatif yang dapat menentukan makna hidup seseorang. Adapun makna lain dari Subjective Well-Being yang di paparkan oleh Diener (2000) yaitu merupakan penafsiran yang dilakukan oleh seseorang mengenai kehidupannya yang melibatkan aspek kognitif baik kepuasan domain maupun kepuasan global yang mencangkup aspek afektif. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Subjective Well-Being merupakan sebuah konsep yang meliputi bagaimana individu berpikir, memutuskan, serta merasakan kehidupan mereka dalam berbagai situasi yang individu tersebut alami.

Kepuasan Kerja dan Produktivitas 

 "seseorang yang bahagia akan muncul sebagai orang yang muda, sehat, terpelajar, bergaji tinggi, optimis, terbebas dari rasa khawatir, serta memiliki semangat kerja yang tinggi" (Wilson, 1967)

Dalam kutipan tersebut tertulis bahwa seseorang yang bahagia akan memiliki semangat kerja yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Produktivitas karyawan akan meningkat sejalan dengan tingginya tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan yang dirasakan oleh karyawan. Produktivitas kerja sangat erat hubungannya dengan kepuasan kerja. Saat karyawan merasa kebutuhan dan kesejahteraannya dapat terpenuhi oleh perusahaan, maka karyawan tersebut akan mencapai kepuasannya kerjanya. Ketika kepuasan kerja tersebut sudah terpenuhi, maka produktivitas kerja karyawan tersebut pun akan meningkat. Hal tersebut dapat di lihat dari hasil kerja yang di capai oleh karyawan tersebut. Pada umumnya, karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi cenderung akan menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan tempat dirinya bekerja.

Strategi Meningkatkan Produktivitas dengan Mengedepankan Subjective Well-Being

Dalam meningkatkan Produktivitas karyawan membutuhkan banyak proses di dalamnya. Hal pertama yang perlu di lakukan tentunya memberikan kesejahteraan bagi karyawan, seperti memberi tunjangan dan gaji yang sesuai, memberikan jenjang karier yang menjanjikan, juga kompensasi yang adil dan layak. Kemudian, perusahaan juga perlu membangun iklim kerja yang menyenangkan, sehingga karyawan nyaman dalam bekerja. Langkah terakhir yaitu, mendengarkan ide dan gagasan karyawan, serta memberikan apresiasi kepada karyawan yang berhasil melebihi capaian kerja yang ditentukan. 

Berdasarkan paparan di atas, Tingkat Produktivitas kerja karyawan berhubungan dengan Tingkat Subjective Well-Being karyawan tersebut. Apabila hendak meningkatkan Produktivitas karyawan maka perusahaan perlu memberikan kesejahteraan kepada para karyawannya terlebih dahulu. Apabila kesejahteraan sudah terpenuhi maka, karyawan akan merasa nyaman, dan loyal dalam bekerja, sehingga produktivitas kerja para karyawan pun akan semakin meningkat.

  • Husna Khamilah, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun