Mohon tunggu...
Husnaini Muhammad Makhluf
Husnaini Muhammad Makhluf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIBA Arrayah

Berhusnudzon kepada Allah dan sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antara Indonesia Palestina dan Kemerdekaan

26 Mei 2021   22:24 Diperbarui: 26 Mei 2021   22:27 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap manusia ingin merasakan kenyamanan, kebebasan tanpa kekangan oleh siapapun dalam menjalani hidup dimana pun berada, khususnya di negaranya sendiri. Jika masyarakat tidak merasakan kemerdekaan dan malah dijajah maka munculnya perlawanan merupakan bentuk terbaik untuk memperjuangkan hidup. Seperti halnya Indonesia dahulu pernah dijajah, maka masyarakat ketika itu tidak diam saja dan merelakan tanahnya dikuasai oleh negara lain. Haruskah penjajah dibiarkan di muka bumi? Tentu tidak.

Indonesia adalah negara yang pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Perjuangan para pahlawan melawan penjajah sangatlah luar biasa, hingga pada akhirnya, Indonesia meraih kemerdekaan di tahun 1945. Kemerdekaan yang diperoleh indonesia saat itu, tidak cukup hanya diketahui dan dinikmati begitu saja oleh bangsa sendiri, melainkan butuh pengakuan dari berbagai negara. Negara yang pertama kali mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia adalah Palestina yang disampaikan oleh mufti negara tersebut yaitu Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini, satu tahun sebelum kemerdekaan Indonesia tepatnya 6 September 1944.

Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama Islam sangat merasakan sekali penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat Palestina yang terus-menerus dijajah oleh Israel. Di luar konteks agama, Indonesia pun sangat menjunjung tinggi hak kemerdekaan bagi setiap bangsa dan menentang penjajahan. Sebagaimana dijelaskan didalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi : "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan".

Sudah seharusnya masyarakat Indonesia apapun agamanya saat ini agar senantiasa mengaplikasikan nilai-nilai UUD 1945, karena jelas terlihat secara kasat mata bahwa penjajahan di atas bumi ternyata masih ada, buktinya Israel masih menjajah Palestina. 

Adapun jika ada penyebar isu bahwa tidak ada jasa palestina untuk indonesia, yang membuat ragu untuk membantu maka katakanlah bahwa isu tersebut itu tidak benar, karena mungkin belum mengetahui kebenaran yang sesungguhnya tentang sejarah. 

Mayoritas masyarakat muslim Indonesia sudah faham tentang keistimewaan negri palestina, terutama dengan adanya Masjid Al-Aqsha yang menyimpan banyak kisah dan peristiwa besar bagi umat islam yang terjadi didalamnya dan dijadikan sebuah pelajaran bagi umat islam di seluruh dunia.

Indonesia dan Palestina sampai saat ini menjalin hubungan dengan baik dan harmonis, khususnya kepedulian masyarakat indonesia yang diberikan kepada Palestina. Seperti  bantuan-bantuan berupa makanan, pakaian yang layak dan lain-lain tetap disalurkan. Dengan bantuan tersebut, masyarakat Palestina sangat terbantu sehingga  menaruh harapan kepada bangsa Indonesia dan negara muslim lainnya agar senantiasa segera membebaskan mereka dari penjajahan Zionis Israel.

Emosianal masyarakat muslim Indonesia terganggu sangat wajar, seperti kekhawatiran terhadap musibah yang menimpa Palestina, karena seorang muslim akan merasakan kesakitan apabila saudaranya yang seiman berada didalam kepedihan. Semua itu terbukti bahwa umat muslim di Indonesia bersatu dan menyerukan suara untuk kemerdekaan Palestina, Karena bangsa Indonesia akan berusaha menjadi bangsa yang mendukung kemerdekaan negara palestina. Seperti salahsatu perkataan Bung Karno: "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel."

Hubungan bilateral peradagangan Indonesia dan Palestina sangat berjalan dengan baik tercatat dalam liputan 6 mengabarkan : Palestina merupakan negara tujuan ekspor Indonesia ke-164. Komoditas ekspor ke Palestina antara lain sari kopi, teh, pasta, parfum, roti, dan sabun. Sementara itu, Palestina adalah negara sumber impor ke-162 bagi Indonesia. Produk impor Indonesia dari Palestina adalah kurma, baik kurma kering maupun basah.

Para Pengamat atau aktifis kemanusian dari Indonesia belum ada yang menanggapi atau menangani penyebab munculnya segelintir orang-orang Indonesia yang tidak peduli terhadap Palestina, mereka juga beranggapan bahwa tidak terjadi pembantaian yang dilakukan Israel terhadap Palestina dan sebagainya. Tidak mungkin juga segelintiran orang-orang tersebut memiliki sejarah tersendiri atau sebenarnya mereka gagal paham dengan peristiwa besar ini. Jika memilki catatan sejarah sendiri, seharusnya mereka hadirkan dengan fakta-fakta dan data-datanya yang valid. Pada kenyataannya yang mereka lakukan hanya berdasarkan akal saja.

Penduduk asli Palestina menyatakan dan mengungkapkan kejahatan Israel yang mereka alami di negrinya dan mereka sampaikan terhadap media, menjadi bukti atau jawaban untuk segelintiran orang yang menganggap tidak ada kepentingannya Indonesia untuk Palestina. Karena penduduk asli Palestina pasti mereka akan berkata kebenaran yang dialaminya saat ini dan tidak mungkin mereka mengada-ngada. Jika orang ingin mengetahui sejarah negara lain, maka bertanyalah kepada masyarakat yang asli dan hidup di negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun