Peran seorang guru dalam proses belajar dan mengajar sangatlah penting terutama dalam penyikapan terhadap tugas dan perannya yang harus mengacu pada tujuan pendidikan yang akan berdampak terhadap peserta didik, dampak positif atau negatif dalam jangka pendek atau panjang akan terlihat dalam pribadi peserta didik secara utuh yang meliputi dimensi kemanusiaan dan kepribadian. Namun untuk menjadi guru yang baik sebenarnya tidaklah sulit, berikut ada beberapa ramuan yang telah diambil dari beberapa sumber yang akan dirinci di bawah ini.
Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Jujur
Sikap jujur bukan hanya harus dimiliki oleh seorang siswa saat ulangan, tetapi juga juga dalam proses belajar antara guru dan murid. Misalnya pada saat ada pertanyaan siswa yang diluar dugaan, mungkin seorang guru belum begitu pasti jawabannya tetapi karena guru malu mengakui ketidaktahuannya maka terjadilah kesalahan dalam menjawab. Jika hal ini menjadi pegangan bagi siswa tentu efeknya akan berbahaya,. Nah loo...
Adil
Adil tidak hanya dalam menilai tetapi juga dalam berproses, adil dalam memberikan ruang interaksi antara guru dan siswa. Jangan sampai mentang-mentang A memiliki daya tangkap yang lebih cepat dibandingkan B maka A selalu diberi kesempatan yang baik.
Gemar membaca dan suka belajar
Terlalu seringnya guru memberikan materi yang sama secara berulang-ulang menjadikan guru paham dengan apa yang akan disajikan. Namun, hal ini membuat guru menganggap remeh dan tidak mengupdate ilmu yang ada. Sedangkan ilmu pengetahuan berkembang. Ketika guru malas membaca dan belajar tidak menutup kemungkinan siswa lebih mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan terbaru.
Berpikiran positif
Ada pepatah yang mengatakan “ hati-hati dengan fikiran anda, karena besar kemungkinan anda bisa mewujudkannya”. Jika seorang guru menganggap atau berfikir si A bodoh atau nakal mungkin saja ia bisa mewujudkan sang A tersebut menjadi bodoh atau nakal. Ada baiknya sang guru mengganti pikirannya dengan menganggap sang A butuh perhatian lebih sehingga perhatian lebihlah yang akan diberikan.