Mohon tunggu...
Husnah Fikria
Husnah Fikria Mohon Tunggu... Guru - GURU SMK

Guru biasa yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Selamat Datang "Kurikulum Merdeka"

29 Juni 2022   07:59 Diperbarui: 29 Juni 2022   08:08 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keadaan memang telah berubah, dan ini tentu berpengaruh pada dunia pendidikan. Anak-anak zaman sekarang sangat akrab dengan teknologi sehingga memunculkan berbagai pertanyaan yang kadang membuat guru terheran-heran. Disisi lain masih banyak orang tua yang mencemaskan anaknya bermain gadget. Penggunaan teknologi ini masih dianggap berbahaya dan lebih mengantarkan pada keadaan negatif. Padahal gadget  juga banyak manfaatnya. Kedepan, hidup lebih banyak dibantu oleh mesin, kecerdasan buatan makin banyak dimanfaatkan dan itu sangat terbantu dengan dipegangnya gadget  oleh semua lapisan masyarakat  termasuk anak-anak pada usia sekolah.

Banyaknya berinteraksi di dunia maya mengakibatkan anak mendapatkan informasi yang banyak dari berbagai sumber. Dulu, guru merupakan salah satu bagian terbesar anak memeperoleh  informasi akan tetapi sekarang informasi malah diperoleh anak dengan tanpa batas.

Adanya pandemi Covid 19 menimbulkan berbagai kecemasan dari orang tua maupun guru dalam menanggapi belajar para peserta didik, bagaimana nanti prosesnya? Tatap muka tidak bisa dilakukan. Apa anak-anak berhenti belajar?. Kenyataanya tidak, memang ada loss learning akan tetapi ada keadaan sebaliknya, justru guru yang dituntut untuk belajar, belajar bagaimana menggunakan teknologi, belajar agar lebih melek dengan dunia luar yang berkembang pesat. Dan faktanya, disaat para guru tertatih dalam menghadapi pembaharuan ini, para peserta didik malah dengan gampang beradaptasi dan belajar lebih cepat. Kepercayaan diri karena telah menjadi guru bertahun-tahun dan mengangggap bahwa keberhasilan siswa bergantung pada gurunya ternyata tidak sepenuhnya benar. Siswa hari ini hidup pada zamannya. Cara berkomunikasi, cara belajar, dan cara memandang diri dengan lingkungannya berbeda dengan yang diterima oleh para guru pada zaman dahulu.

Hal diatas menjadi salah satu alasan bahwa kurikulum harus segera di perbaharui dengan memandang kebutuhan peserta didik.  Kurikulum merupakan bagian terpenting pada pendidikan. Jika diibarat pada tubuh, kurikulum merupakan jantung, apabila jantungnya tidak baik, maka proses pengaliran darah ke seluruh tubuh tentu akan terganggu. Demikian juga kurikulum, Ia adalah tolak ukur untuk menentukan kompetensi apa yang harus dimiliki peserta didik sampai ke proyeksi di masa depan.  

Penggantian kurikulum ini tentu akan banyak menimbulkan pertanyaan. Kenapa harus diganti lagi? Apakah yang kemarin sudah tidak relevan?, memang kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya.  Dan Ki Hajar Dewantara pernah mengatakan :

" Maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat"

Maka untuk menuntun kodrat peserta didik kurikulum pun harus sesuai dengan zaman mereka. Tidak zamannya lagi peserta didik dipisahkan dari teknologi, dilarang menggunakan HP. Akan tetapi pembelajaran juga harus mengadopsi perkembangan terbaru misalnya dengan mencampurkan digital pada proses pembelajaran seperti mengumpulkan tugas dengan memanfaatkan link dan cloud. Sumber pun tidak lagi terbatas pada modul dan buku pegangan saja. Namun bisa diperoleh dari dunia internet yang luas.

Untuk mewujudkan kebutuhan peserta didik diatas, guru,orang tua, pemerintah pusat dan daerah  serta  lapisan masyarakat dibutuhkan untuk saling berkolaborasi, pendidikan tidak hanya diserahkan pada guru disekolah. Sehingga didapatkan kebutuhan, pengalaman belajar bagi siswa karena sejatinya kurikulum dirancang untuk murid. Selamat datang KURIKULUM MERDEKA.

Sumber: Platform Merdeka mengajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun