Dalam melangkah menuju kesetaraan gender pastinya terdapat tantangan yang harus dihadapi. Nah, sebelumnya apa yang dimaksud dari tantangan menuju kesetaraan gender?....
Tantangan menuju kesetaraan gender merupakan upaya yang bertujuan untuk mengatasi ketidaksetaraan antara jenis kelamin perempuan dengan laki-laki dalam hal hak, kesempatan, perlakuan, dan representasi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial.
Dalam meraih kesetaraan gender terdapat beberapa tantangan yaitu:
1. Ketidakadilan Hukum dan Kurangnya perlindungan Hukum
Salah satu tantangannya yaitu adanya ketidakadilan hukum dan kurangnya perlindungan hukum bagi perempuan. Meskipun banyak negara yang telah memberlakukan undang-undang yang melindungi hak-hak perempuan, tetapi dalam kehidupan yang nyata implementasinya terbukti sering kali belum maksimal. Adapun isu yang muncul seperti pertama, kekerasan berbasis gender. Contohnya pada perempuan masih rentan terhadap berbagai bentuk kekerasan seperti kekerasan rumah dalam tangga, pelecehan seksual, pemerkosaan, dan perdagangan manusia. Kedua, adanya diskriminasi dalam hukum. Contohnya adanya perbedaan perlakuan antara perempuan dan laki-laki dalam sistem hukum baik berkaitan tentang perceraian, pembagian harta warisan, dan perbedaan meraih jalan ke keadilan.
2. Ketimpangan Ekonomi antar Gender
Terdapat beberapa isu yang berkaitan dengan ketimpangan ekonomi adalah: pertama, pembayaran yang tidak setara. Perempuan sering kali diberi upah yang lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama atau setara. Kedua, ketimpangan kesempatan kerja. Perempuan sering menghadapi kendala dalam akses dan kesempatan kerja yang setara dengan laki-laki. Mereka mungkin menghadapi hambatan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, promosi, dan peluang pengembangan karir.
3. Kesenjangan dalam Partisipasi Politik
Terdapat dua isu yang berkaitan dengan kesenjangan partisipasi politik adalah: pertama, rendahnya representasi perempuan. Perempuan masih kurang terlibat atau ikut serta dalam kelembagaan politik, termasuk parlemen, pemerintahan, dan posisi kepemimpinan politik. Hal ini dapat menghambat pengambilan keputusan yang mewakili kepentingan dan perspektif perempuan. Kedua, stereotipe dan persepsi negatif. Maksudnya adalah stereotipe gender yang melekat dalam masyarakat sering kali mempengaruhi persepsi terhadap kemampuan dan kompetensi perempuan dalam politik. Perempuan sering dianggap kurang kompeten atau tidak cocok untuk memegang posisi politik yang berpengaruh.
Adapun upaya atau langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan diatas yaitu:
1. Perlunya kebijakan publik yang mendukung kesetaraan gender.
2. Mendorong perempuan untuk partisipasi secara aktif dalam berbagai sektor.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pendidikan dan kampanye.
4. Membangun koalisi dan jaringan untuk mengatasi diskriminasi gender.
5. Mendorong peran pria untuk mempromosikan kesetaraan gender.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H