[caption id="attachment_151332" align="alignleft" width="220" caption="Sbr. Gbr. http://www.rumahbahasa-online.com/slang_idiom/images/butts_220.jpg"][/caption]
Merokok selain merusak kesehatan pribadi dan merusak kesehatan orang lain (perokok pasif) juga menimbulkan masalah lain terutama ketika para perokok membuang semberangan abu dan putungan rukok dimana-mana. Bila itu dilakukan dijalanan atau diluaran rumah atau kantor tidak begitu jadi masalah. Tetapi kebiasaan buruk ini justru sering kita temukan di dalam ruangan kantor. Atau bahkan dalam kantor pemerintahan hal-hal seperti ini masih saja terjadi. Apalagi yang paling sering kita temukan adalah di rumah kost atau asrama mahasiswa.
Kesan pertama ketika kita mendapati suatu tempat dengan bertebaran di mana-mana putung rokok adalah kesan jorok yang luar biasa. Selain itu, bau puting rokok itu juga sangat menyegat bahkan bisa jadi membuat orang-orang tertentu muntah. Anehnya lagi, ada sebuah kantor yang saya temui, telah memasang AC tetapi di dalam ruangan tersebut masih saja ada orang yang merokok dan membuang abu dan punting rokok di mana-mana. Apa yang terjadi, ketika kita memasuki ruangan tersebut, bukan hanya segar AC yang kita dapati tetapt bau rokok yang menyesakkan dada.
Okelah, mungkin karena kebiasaan merokok telah terbiasa sejak kecil yang membuat sulit untuk dihilangkan. Tetapi kebiasaan membuang abu dan putung rokok di mana-mana semestinya dapat dirubah. Tetapi kenapa hal kebiasaan buruk membuang abu dan putung rokok sembaranagn tempat tidak dapat dirubah? Inilah yang menjadi permasalahan bagi orang-orang yang suka merokok.
Bila kita bandingkan dengan negara-nagara lain, katakanlah negara Malaysia, berkaitan dengan ini kita sangat tertinggal jauh. Di sana kebiasaan buruk tidak dapat kita temukan lagi. Karena itu, bagaimana kita dapat menyaingi kemajuan negara orang, bila hal seperti ini kita tidak mampu merubahnya.
Saya pikir, hal ini mwencerminkan karena budaya hidup bersih kita yang masih sangat rendah. Terus terang, budaya hidup bersih yang rendah ini bukan hanya pada goolongan masyarakat dengan tingkatan pendidikan rendah. Tetapi mereka yang terkadang memiliki title segudang masih juga berprilakukan seperti itu. Di kantor siapa yang dapat bilang bahwa orang-orangnya adalah orang-orang yang bodoh.
Berdasarkan fakta itu, maka kampanye membudayakan budaya hidup bersih bukan hanya dilakukan bagi orang-orang yang tingkat pendidikannya rendah. Tetapi juga ditujukan kepada mereka yang tingkat pendidikan tinggi. Karena dengan itu maka kebiasaan burukseperti yang diperlihatkan oleh perokok dengan membuang abu dan puntung rokok di mana dapat diminimalisir. Dan kampanye itu, harus intens dilakukan.
Permasalahan membuang abu dan punting rokok di lantai-lantai kantor atau di rumah sebenarnya sangat memalukan. Sebab sebenarnya tempat-tempat seperti itu justru menjadi tempat percontohan bagi masyarakat tentang hidup sehat. Bila pada tempat-tempat seperti perkantoran juga masih seperti itu joroknya, bagaimana dengan tempat-tempat umum lainnya?
Karena itu, solusi yang paling tepat adalah disetiap tempat-tempat umum, selain menyediakan tempat buang puntung rokok dan juga harus ada peraturan yang tegas dan jelas. Bila perlu ada sanksi yang akan diberikan kepada mereka yang melanggar. Kenapa harus seperti itu sebab, kata-kata “Maaf, Asbak Tidak Selebar Lantai” nampaknya tidak lagi mampan bagi masyarakat kita yang dikenal sebagai masyarakat perokok berat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H