Pertandingan PPD zona Asia putaran ke tiga antara kesebelasan Indonesia VS Bahrain sudah berakhir dengan hasil 0-2 untuk kemenangan Bahrain. Artinya harapan para pencinta sepakbola Indonesia yang mengharapkan Timnas memetik poin penuh di kandang sendiri melawan Bahrain pupus sudah. Sehingga dengan demikian perjuangan Tim Garuda untuk membuka peluang lolos ke putaran selanjutnya semakin sulit. Meskipun harapan untuk lolos sampai saat ini meskipun kecil masih ada.
Namun, dalam pertandingan yang berlangsung di Gelora Bung Karno itu sedikit tercoreng akibat ulah oknum suporter yang menyalakan mercon (petasan) saat pertandingan berlangsung. Kontan saja, pengawas pertandingan yang berasal dari Saudi Arabia mengintruksikan pertandingan harus dihentikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Akibatnya, pertandingan yang sedang berlangsung seru itu sempat dihentikan kurang lebih 15 menit. Bahkan para pemain sempat masuk ke ruang ganti. Sementara Kapten Tim Indonesia beserta pengurus PSSI terus bernogosiasi agar pertandingan dapat diteruskan kembali.
Mungkin hal yang paling dikhawatirkan oleh pengurus PSSI dan oleh kita semua, akibat ulah oknum penonton tersebut PSSI serta timnas mendapat sangksi FIFA. Sampai-sampai ketua umum PSSI sempat mengelilingi GBK untuk menenangkan penonton. Tetapi mudah-mudahan itu tidak akan terjadi sebab pertandingan kemudian dapat diteruskan kembali.
Faktanya, memang kita harus akui dalam pertandingan tersebut Bahrain lebih beruntung dengan mencetak 2 gol. Meskipun kita merasa kecewa dengan hasil seperti itu namun pada hakikatnya kita harus menerima dengan lapang dada. Sebab itulah hasil maksimal yang dapat dilakukan oleh para pemain timnas. Hal yang perlu dilakukan ke depan adalah adanya koreksi-koreksi terhadap kelemahan-kelemahan yang terjadi.
Berdasarkan insiden yang terjadi di GBK itu juga harus menjadi pelajaran bagi kita semua. Pada satu sisi kita memang mengharapkan para pemain lebih cerdas dalam membuka peluang untuk mencetak gol-gol indah ke gawang lawan tetapi pada sisi lain para penonton juga yang hadir di stadion harus lebih cerdas. Mungkin selama ini apa yang lakukan seperti meletuskan mercon atau petesan pada saat pertandingan berlangsung itu adalah hal biasa.
Anggapan seperti itu (mungkin) lebih disebabkan karena selama ini kita belum pernah menyaksikan secara langsung permainan resmi seperti PPD ini. Pada level seperti ini, yang notabene agenda besar FIFA, peraturan lebih ketat. Tentu saja, sesuatu yang berbau intiminasi dan rasisme merupakan hal yang sangat dilarang keras.
Meskipun pada pertandingan ini timnas kalah, namun perjalanan timnas untuk meraih kesuksesan masih sangatlah panjang. Karena itu tidak berlebihan bila banyak pencinta timnas berharap, kita semua sebagai pendukung timnas juga harus lebih cerdas juga. Jangan sampai, karena terlalu besar mengharap sehingga kita buta melihat kemampuan timnas yang memang dari segi level FIFA berada terlalu jauh dari tim-tim yang berada di Group E putaran ke tiga PPD zona Asia. Sehingga ketika harapan yang terlalu besar itu tidak tercapai membuat kita kalap dan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan timnas itu sendiri. Tentu kita tidak ingin dianggap oleh dunia yang menyaksikan pertandingan resmi FIFA seperti itu sebagai penonton yang barbar bila tidak boleh dikatakan idiot. Terus terang, kami yang di daerah (yang jauh dari peradaban ibu kota) melihat insiden seperti itu merasa sangat malu. Karena memang memalukan***(DJH).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H