Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kompleksitas Sepak Bola

17 Juni 2010   06:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_169489" align="alignleft" width="300" caption="Sbr: http://static.guim.co.uk/sys-images/Football/Pix/pictures/2009/5/27/1243451761166/Barcelonas-players-celebr-001.jpg"][/caption]

SEPAKBOLA merupakan salah satu olah raga yang dikenal oleh semua lapisan masyarakat dunia. Sehingga hampir di semua sudut bumi ini ada lapangan sepak bola. Dan, hampir semua orang terutama yang berjenis kelamin laki, paling kurang satu kali seumur hidupnya pernah bermain sepak bola. Jadi, tidak perlu heran ketika ada perhelatan sepakbola seperti Piala Dunia FIFA seperti saat ini maka hampir diseluruh penjuru bumi, orang berjubel-jubel menyempatkan diri untuk menonton permainan sepakbola itu.

Kenapa permainan sepakbola begitu disukai? Karena untuk hanya bermain sepakbola biasa, tidak membutuhkan banyak teori-teori. Juga, Tidak perlu harus ada seleksi tinggi badan dan hal-hal lainnya. Ada lapangan bola, ada bola kemudian ajak teman-teman, langsung permainan sepakbola itu jadi.

Memang untuk menjadi pemain sepakbola professional seperti saat ini, membutuhkan hal-hal khusus seperti berbakat, dan teknik-teknik lain pendukung bakat yang ada. Karena itu, di negara-negara yang permainan sepakbola sudah menjadi Industri ada sekolah khusus untuk menampung orang-orang yang berbakat. Dan, di Indonesia sekolah itu juga sudah ada. Meskipun seperti yang kita ketahui, sampai saat ini prestasi PSSI masih belum mengembirakan. Tetapi di sini kita tidak membahas masalah itu.

Bila menyaksikan sebuah pertandingan sepakbola seperti Piala Dunia FIFA saat ini, secara filosofi banyak hal yang menarik. Ternyata di sana banyak pelajaran-pelajaran berharga untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Permainan sepakbola adalah sebuah permainan kolektivitas antara satu individu dan individu yang lain, yang memiliki latar belakang yang berbeda. Meskipun berasal dari individu yang berbeda, tentu saja untuk memenangkan sebuah pertandingan dibutuhkan team work yang mampu bekerja sama dengan baik. Sebab kemenangan dalam sebuah permainan sepakbola adalah kemenangan Tim. Jadi, di sini, untuk mencapai sebuah kemenangan secara tim, tentu saja sifat ego masing-masing pemain harus dapat dihilangkan.

Memang selama ini banyak orang yang memisalkan dalam menjalankan suatu organisasi atau bahkan negara dengan permainan sepakbola. Bahkan ada organisasi tertentu menjadikan permainan sepak bola sebagai sebuah filosofi kerja. Berkerja sama, tanpa menonjolkan ego-ego tertentu dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Sebenarnya bukan hanya itu saja. Banyak hal lain yang perlu menjadi renungan dari sebuah permainansepakbola. Di sana tidak pernah mengenal suku, ras dan agama. Apakah dia itu berkulit putih atau hitam juga tidak pernah memandang anda agama apa. Memang sebagai identitas diri tidak menjadi sebuah masalah. Itulah salah satu keindahan yang kita lihat, antara satu individu dengan individu yang lain saling menghormati identitas masing-masing. Bahkan ketika mencapai sebuah tujuan bersama dalam hal ini kemenangan tim mereka saling berpelukan.

Selain itu, untuk mencapai kemenangan dalam sebuah tim sepakbola antara individu juga memiliki tanggungjawab bersama. Ada yang bertugas sebagai penjaga gawang, bertugas di lini pertahanan, penyuplai bola dan sebagai striker untuk memasukkan gol ke gawang lawan. Tetapi semua itu tidak ada yang eklusif, antara satu dengan yang lain saling ikut membantu. Sehingga kelihatannya tidak kaku. Ketika menyerang sama-sama ikut membantu menyerang. Dan, ketika harus bertahan, beramai-ramai turun untuk membantu barisan pertahanan.

Meskipun demikian, mereka tetap tunduk pada titah sang pelatih. Dan juga kepada kapten yang ditunjukkan oleh seorang pelatih dalam mengatur teman-temannya ketika permaian berlangsung.

Demikian juga ketika berhadap dengan lawan, setiap pemain dituntut untuk selalu dapat menghormati lawan yang sedang membawa bola. Seperti yang kita ketahui, dalam permainan sepakbola tidak boleh dengan serta merta menyerobot dengan seenaknya bola-bola yang ada di kaki lawan. Menghadang lawan atau mengambil bola di kaki lawan juga punya etika-etika yang sudah menjadi etika yang dimengerti secara universal. Bila salah tentu saja yang bersangkutan dengan iklhas menerima hukuman yang diberikan.

Berkaitan ini, agar permainan sepakbola terlihat indah dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka seorang wasitpun harus mampu bertidak tegas. Wasit tidak boleh memandang bulu, apakah dia itu pemain bintang atau bukan. Bila memang seorang pemain melakukan kesalahan-kesalahan maka wajib baginya untuk memberi hukuman yang setimpal. Jadi, dalam sebuah pertandingan sepakbola juga tidak boleh ada diskriminasi.

Itulah kompleksitas dalam sebuah permaian sepakbola. Banyak hal-hal yang dapat dijadikan sebagai sebuah filosofi. Harmonisasi dalam sepakbola bukan hanya indah tetapi banyak pelajaran-pelajaran berharga di sana. Selamat menonton piala dunia 2010. Semoga bermanfaat hendaknya. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun