[caption id="attachment_178179" align="alignleft" width="298" caption="Sbr. Foto: http://i50.tinypic.com/xqgiyu.jpg"][/caption]
Setiap tayangan sepakbola apakah itu piala dunia seperti sekarang ini atau event-event sepakbola lainnya pasti ada seorang komentator. Sepertinya mereka sengaja diundang oleh stasiun televisi yang menyiarkan siaran langsung sepakbola tersebut untuk memberikan gambaran-gambaran terhadap laga yang akan dimainkan. Memang dalam setiap pertandingan sepakbola apalagi yang ditayangkan oleh sebuah station TV belum lengkap bila tidak ada seorang komentator.
Pada umumnya para komentator sepakbola ini berasal dari jurnalis-jurnalis sepakbola atau mereka mantan pemain atau pelatih. Sehingga mereka cukup tahu bagaimana perkembangan sepakbola suatu klub atau negara. Termasuk teknik-teknik yang ada dalam dunia sepakbola.
Maka tercatatlah beberapa nama komentator sepakbola dalam negeri yang kerap tampil dilayar pada saat siaran sepakbola, seperti misalnya M Kusnaeni, Rony Pangemanan, Tomy Welly, Weshley Hutagalung, Binder Singh, Hardimen Koto dan yang lainnya. Dalam level dunia juga dikenal nama seperti Martin Tyler danAndy Gray Andrew Mullen Gray.
Tugas mereka selama ini selain menganalisa juga memprediksi jalannya pertandingan. Baik sebelum pertandingan dimulai, pada saat jeda atau setelah pertandingan usai. Tentu saja tujuan mereka dihadirkan, selain untuk membuat suasana lebih meriah juga sebagai reffrensi bagi penonton sepakbola terhadap kesebelasan yang akan mereka tonton khususnya di layar televisi.
Materi komentar mereka selama ini adalah kritikan-kritikan, peluang-peluang, materi yang seharusnya diturunkan serta pujian-pujian yang diberikan kepada pamian atau kesebelasan. Tidak luput juga mereka mengkomentari kepemimpinan wasit. Bahkan dalam piala dunia kali ini, mereka juga mengkomentari pengaruh terompet vuvuzela dan bola Jabulaninya.
Bila kita mendengar ulasan-ulasan saat mereka memberi komentar terhadap suatu pertandingan terkesan begitu menyakinkan. Bahkan mereka seolah-olah tahu persis apa yang akan dilakukan oleh seorang pelatih. Dan, tak kurang dari itu terkadang mereka lebih pinter dari pelatih dalam memberi gambaran siapa-siapa saja yang akan diturunkan. Bahkan, seolah-olah para komentator ini lebih jago dari seorang bintang sekalipun.
Karena itu, tak jarang saat mendengar para komentator itu, para penonton terhipnotis dengan fakta-fakta yang diberikan secara menyakinkan itu.
Meskipun demikian, ada juga penonton yang merasa sangat kesal dan terusik dengan kehadiran seorang komentator dalam suatu pertandingan sepakbola. Apalagi mereka itu terkadang sok tahu dalam menganalisa pertandingan sepakbola. Apalagi dalam komentar-komentarnya itu mendiskreditkan pemain atau kesebelasan kesayangannya. Berkaitan dengan ini, saya pernah mendengar seorang penonton sepakbola mencaci maki komentator, karena kesebelasan kesayangannya terlalu didiskreditkan.
Tetapi itulah para komentator sepakbola, mereka harus memberi komentar sesuai dengan analisanya. Dan, satu hal yang perlu dicatat, tak pernah ada komentator itu yang salah. Bila prediksi dan analisanya salah, mereka pasti berkelit dengan argument-argumen lain yang juga sangat meyakinkan.
Tapi pada saat laga pertama 2010 ini antara kesebelasan Afrika Selatan melawan Meksiko, seorang komentator kecolongan yang mengatakan bahwa wasit salah menganulir bola yang dianggapnya tidak off set. Dimana seorang pemain Afrika Selatan berada di dalam mistar gawang, sementara kippernya sudah maju ke depan. Bahkan pada saat itu, sang komentator dengan menyakinkan mengatakan, bahkan gol yang diciptakan itu sah. Menurut seorang teman saya yang berprofesi sebagai wasit nasional mengatakan bahwa sang komentator itu belum membaca secara seksama bagaimana definisi off set yang sesungguhnya.
Mendengar komentar-komentar para komentator yang sangat menyakin itu, banyak juga yang mengatakan, kenapa mereka ini tidak dilibatkan dalam membentuk tim nasional kita yang tangguh. Sehingga mereka dapat memprediksi apakah materi yang dipilih cukup tangguh atau tidak.
Tapi ngomong-ngomong, apakah kita termasuk komentator sepakbola nggak ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H