Sebuah surat tertanggal 14 Oktober 2022  yang berasal dari  Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, muncul di group WA. Surat tersebut berisi peringatan  potensi Bencana Hidrometerologi di daerah Aceh.  Â
Terus terang, istilah Bencana Hidrometerologi bagi saya belum begitu familiar dan sehingga menimbulkan rasa penasaran. Setelah mencari dari berbagai sumber termasuk pada web BMKG, ternyata hidrometeorologi adalah cabang ilmu dari meteorologi yang memelajari siklus air, curah hujan, dan berkaitan dengan iklim dan cuaca. Dengan kata lain, hidrometeorologi mencakup fenomena yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), dan lautan (oseanografi).
Sebagai mana Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) disebutkan bahwa bencana hidrometeorologi sendiri adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembaban. Â Penyebabnya bisa terjadi karena adanya konvergensi dan belokan angin di suatun daerah tertentu.
Macam-macam bencana hidrometeorologi antara lain sebagai berikut: 1) Curah hujan ekstrem. 2) Angin kencang Angin kencang. 3) Puting beliung. 4) Banjir Banjir. 5) Kekeringan. Pada beberapa daerah di Indonesia kebanyakan yang berupa potensi hujan dengan intensitas tinggi sedang hingga lebat disertai petir dan  angin kencang serta dapat menyebabkan bencana banjir dan longsor.
Mengutip Wakil Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh, TM Zulfikar dalam dialog sore yang disiarkan TVRI Aceh (Senin/12/10/2020), menjelaskan: "Dampak cuaca ekstrem bisa memunculkan ragam bencana hidrometeorologi seperti banjir (termasuk banjir bandang dan banjir genangan), angin kencang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, kerusakan fasilitas publik, dan lainnya".
Â
Langkah Antispasi
Bencana hidrometerogi sudah dapat dipastikan akan berlangsung setiap tahun  di Indonesia maka Langkah antispasi untuk mengurangi korban harus dilakukan. Saya kira, apa dilakukan oleh BMKG dengan memberi info adalah hal yang tepat. Apalagi, ederan tersebut dapat cepat terinformasikan kepada masyarakat melalui group WA.
Hal-hal yang mungkin dapat dilakukan oleh menghindari munculnya korban adalah:
- Pihak BMKG harus massif memberi informasi tentang keadaan cuaca yang terjadi di setiap saat. Termasuk memetakan daerah di Indonesia terutama yang berpotensi terjadinya bencana Hidrometerologi.
- Menjaga Kelestarian Hutan. Bencana hidrometerologi yang sering terjadi dan selalu menghantui adalah bencana longsor dan banjir. Kedua bencana ini berkaitan dengan kelestarian hutan. Hutan-hutan gundul yang semakin meluas membuat tanah tidak  mampu lagi menahan air. Akibatnya air langsung meluncur ke pemukiman. Tidak jarang hampir di seluruh Indonesia pernah terjadi bandang. Banjir bandang yang terjadi selama ini bukan hanya menimbulkan korban harta benda  seperti kehilangan tempat tinggal tetapi juga telah banyak memakan korban jiwa. Begitu juga dengan bencana longsor yang terjadi di seluruh Indoneia tidak terlepas dari kehancuran hutan. Praktek penebangan hutan, diakui atau pun tidak terus terjadi dimana-mana. Banyak diantaranya dilakukan secara illegal. Melihat kondisi Indonesia saat ini semestinya, penebangan hutan legal juga perlu dihindari. Apalagi tidak ada komitmen reboisasi.
- Menjaga Kebersihan lingkungan timpat tinggal. Kebersihan tempat tinggal tinggal perlu dijaga oleh masyarakat. Salah satunya adalah tidak membuang sampah sembarangan. Kebiasaan masyarakat Indonesia umumnya adalah tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Salah satu yang sering kita temui adalah buang sampah sembarangan. Kebiasaan sangat buruk umumnya masyarakat Indonesia buang sampah dalam saluran air, ke sungai, kali dan got-got di lingkungan tempat tinggalnya. Akibatnya, ketika hujan turun sebentar saja sudah terjadi genangan air karena saluran-saluran air tersumbat. Hal ini bukan hanya menganggu kenyaman juga dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit.
- Menghindari Mendirikan Tempat Tinggal di Daerah Lonsor.Perlu mengedukasi masyarakat agar menghindari membangun tempat tinggal di daerah yang potensi longsor besar. Salah satu caranya adalah pemerintah menyediakan tempat-tempat pemukiman pendududk yang murah dan terjangkau. Sebab, bila ini tidak dilakukan maka sulit membendung masyarakat membangun tempat tinggal di daerah-daerah yang sering longsor.
- Melakukan pelatihan tanggap darurat kepada masyarakat sehingga masyarakat sudah siap bila sewaktu-waktu terjadi bencana hidrometerologi. Bisa jadi hal ini dilakukann dengan membentuk tim-tim siaga bencana di setiap daerah sampai ke kampung-kampung. Kemudian dilembaga-lembaga pendidik perlu diberikan pengetahuan kepada anak didik tentang sigap menghadapi bencana alam. Sehingga sejak dini melalui dunia Pendidikan sudah diajarkan bagaimana sigap dalam menghadapi benacan
- Bila Memberi informasi kepada masyarakat agar pada saat terjadi bemcana hidrometerologi terutama badai untuk tidak berlindung dibawah pohon-pohon begitu memarkir kenderaan jauh dengan pohon-pohon karena dapat berpotensi tumbang.
- Begitu juga, masyarakat juga diminta untuk waspada akan potensi pohon tumbang bila terjadi angin kencang, Â dan para nelayan diminta waspada saat pergi melaut dengan membawa alat keselamatan diri serta tidak melaut saat melihat awan gelap.
Melihat keadaan geografis Indonesia, bencana hidrometerologi akan terjadi disetiap tahunnya. Makanya, kewaspadaan perlu dilakukan dengan cara selalu mengedukasi masyarakat agar selalu berhati-hati. Sebab setiap tahun selalu ada korban masyakarat baik harta maupun jiwa akibat bencana hidrometerologi. (**dj). Â