kerusuhan sporter sepak bola hingga menyebabkan jatuh korban jiwa seusai laga lanjutan Liga 1 BRI tahun 2022/2023 antara Arema malang dengan Persebaya Surabaya. Berdasarkan rilis beberapa media, korban jiwa mencapai 129 orang yang terdiri 127 orang sporter dan 2 orang anggota kepolisian.
Saya kira semua kita mesti prihatin dan belangsungkawa atasPeristiwa kerusuhan sporter yang menelan korban jiwa sebanyak itu memang tidak bisa diterima akal sehat. Sebenarnya satu korban saja sudah sangat disesalkan, apalagi ratusan jiwa. Ini menjadi catatan kelam dalam sejarah pesepakbolaan Indonesia bahkan dunia.
Pertandingan antara Arema Malang dan Persebaya Surabaya tersebut yang disiarkan lansung oleh salah satu chanel TV Swasta sebagian sempat saya nonton. Memang pertandingan tersebut termasuk yang enak ditonton.
Kedua tim melakukan jual beli serangan. Apalagi Arema yang sudah ketinggalan mereka bekerja keras untuk membalas kekalahan dengan segala daya upaya. Begitu juga Persebaya terus mempertahankan dengan segala cara. Apalagi kesebelasan Persebaya juga berupaya menang untuk mengembalikan kepercayaan suporternya akibat kekalahan beruntun sebelumnya.
Bahkan pada akhir-akhir pertandingan Arema mengurung pertahanan Persebaya. Beberapa kali terjadi kelumit didepan gawang Persebaya. Tetapi apa hendak dikata kemenangan tetap menjadi milik Persebaya.
Saya kira, pertandingan penuh gengsi tersebut memang sedikit terasa "panas" terutama jelang berakhir pertandingan. Sampai-sampai perpanjangan waktu hingga 7 menit. Ini menjadi indikator bahwa pertandingan tersebut memang dibumbui nuansa "panas".
Sebagaimana biasanya pertandingan sepakbola pasti ada intrik-intrik terjadi antar pemain. Begitu juga yang terjadi dalam pertandingan tersebut. Saya kira, hal itu lumrah terjadi bukan hanya dalam pertandingan dalam negeri juga pertandingan kelas dunia juga hal semacam tersebut terjadi.
Terus terang, seusai pertandingan, saya sudah memperkirakan ada kerusuhan meskipun tidak sebesar itu yang menelan begitu banyak korban. Ketika saya lihat, pas peluit panjang dibunyikan, pemain persebaya bergegas meninggalkan lapangan.
Terus-terang saya katakan kepada yang nonton di rumah, "Ini pasti ada kerusuhan". Â Lalu pas seusai sholat subuh saya buka twitter, berita kerusuhan yang mengerikan itu menghiasi laman twitter dan laman media online lainnya.
Saya yakin semuanya tidak mengharapkan kerusuhan antar sporter terjadi. Apalagi timbul korban jiwa. Bukankah, menonton sebuah pertandingan semacam sepakbola itu hanya untuk hiburan?
Maka dari itu penting kiranya kedepan dalam sebuah pertandingan, utamanya sepakbola dapat dipastikan tidak terjadi hal-hal yang merugikan termasuk kerusuhan-kerusuhan.