Sebenarnya sampai saat ini saya masih menggunakan whatshap (WA). Meski data wa harus berbagi dengan facebook (FB), rasanya tidak masalah. Sebab, saya pikir saat mendaftar di FB data kita secara suka rela diberikan? Kecuali, bila data saya digunakan untuk hal yang tidak wajar, baru  saya protes keras.
Saya hitung-hitung, sepertinya saya sudah lama menggunakan aplikasi WA. Kalau tidak salah, pertama kali saya pasang WA di handphone sekitar Oktober 2009. Jadi, sudah lebih 10 tahun saya gunakan WA.
Setelah  membaca di media terutama medsos tentang WA akan beraflisiasi dengan FB, saya yakin ini masalah bisnis diantara mereka. Sebab, bagi WA yang sudah memberi keleluasaan kepada penggunanya. Saatnya, mereka harus menambah keuntungan dari sudut finansial.Â
Kalaupun tidak, ada sesuatu yang terjadi diinternal dan manajemen WA. Bisa jadi akibat covid-19, wa mengalami defisit keuangan. Karenanya  secara bisnis, menjual aset semuanya agar tidak rugi tidak masalah.Â
Bisa jadi, karena keinginan untuk  membuat aplikasi baru yang lebih baik dan lebih greget maka WA mau menyerahkan semua atau sebagian kepada pihak lain, dalam hal ini FB. Toh, nanti akan ada aplikasi lain sesuai dengan kemajuan IT.
Nah, setelah melihat beberapa teman ada yang memasang BIP di antroid mereka. Maka saya pun ikut-ikutan mencoba memasang aplikasi BIP hp saya.
Tapi, setelah saya coba BIB dengan  beberapa nomor yang ada di kontak tapi tak ada yang respon, karena  belum pasang BIP.Â
Karena tak ada teman diajak BIP-ria. Lalu Saya pasang BIP di Hp isteri saya. Tujuannya untuk mencoba beberapa fitur di sana.
Kelihatan enak juga menggunakan BIP. Salah satu sensasinya yaitu suara notivasi BIP yaitu Bib..biib...biib. Saya belum tahu apa kekurangannya. Apakah data kita diberi kepihak lain juga? Â Selamat mencoba sensasi lain dari biasa... #djhst
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H