Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mak Kembali Menangis karena Anak Kembali Belajar

3 Januari 2021   06:53 Diperbarui: 3 Januari 2021   06:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran dalam jaringan (daring) punya cerita tersendiri. Bagi orang tua (terutama kaum ibu=mak) yang tidak siap dalam urusan mengajar. Meskipun anak sendiri tetapi cukup  kewalahan. Sehingga banyak mak-mak yang risau saat anak kembali belajar (baca=daring).

Mungkin masih parodi seorang ibu yang viral, marah kepada anaknya gegara anaknya yang tidak bisa-bisa meski dirinya sudah berulang-ulang mengajari anaknya.

Parodi mak yang mengajar lalu marah-marah merupakan gambaran kondisi sebagian orang mengajar anak saat pandemi covid-19. Begitulah kondisi seorang guri mengajari anak-anak. Tetapi karena guru sudah dilatih terutama untuk sabar maka hal-hal seperti itu jarang terjadi di sekola-sekolah.

Ada juga kondisi yang lebih parah lagi. Ada mak-mak yang harus mengeluarkan air mata. Bisa jadi penyebabnya ada dua hal. Pertama karena tidak mampu menghadapi anak dalam mengajari anak-anak. Kedua, karena tidak mampu dari segi keuangan (daring itu ternyata mahal).

Penyebab yang pertama karena memang di mak-mak tidak mampu membimbing karena pengetahuan terbatas. Tetapi di anak mendesak terus untuk diajari. Ada juga mampu tetapi anak-anak cenderung lebih banyak main sehingga tidak selesai-selesai, atau anak susah untuk diajari.

Selain itu, karena mak harus bekerja sehinga serba salah. Satu sisi harus bekerja namun disisi lain nerasa sayang karena tidak bisa menemani anak belajar. Perlu diketahui, anak tingkat SD, kebanyak tugas itu diselesaikan oleh orang tua. 

Ini pribadi para ibu-ibu (orang tua), juga dan isteri saya alami. Karena satu minggu tak sempat bantu buat tugas anak sehingga harus rapel sampai 3 hari dan 3 malam. Terkadang terpikir kenapa para guru memberi tugas yang begitu banyak. 

Karena tugas yang begitu banyak dan anak-anak tak sanggup. Sehingga Daring beberapa waktu lalu ada anak yang bunuh diri. Ini satu peristiwa yang mengerikan akibat belajar daring 

Kemudian penyebab kedua belajar daring dirumah membutuhkan perangkat pendukung seperti komputer atau handphone. Terkadang anak-anak juga malu belajar dirumah tetangga atau selalu meminjam HP teman. Gegara itu  anak yang tak mau belajar lagi. Sehingga tidak boleh tidak (meski ngutang) terpaksa harus beli juga. Kemudian setelah itu, kebutuhan pulsa juga sangat merepotkan.

Kejadian seperti itu adalah kejadian nyata saat pembelajaran daring selama pademi ini. 

Maka ketika anak kembali belajar awal tahun 2021 (terutama daring) mak-mak kembali menangis. #djhst

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun