Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nadiem Perlu Strategi Baru Tahun 2021

2 Januari 2021   09:48 Diperbarui: 2 Januari 2021   09:49 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir 2020 dinyatakan terjadi peningkatan kasus penyebaran Covid-19 di Indinesia. Hal ini menggambarkan bahwa Covid-19 pada tahun 2021 masih menjadi perhatian sangat serius. Meskipun sudah ada vaksin tetapi tidak ada jaminan Covid akan berakhir seketika.

Bila penyebaran Covid di tahun 2021 masih sama seperti tahun 2020, otomatis semua kegiatan yang berpotensi kerumunan massa dibatasi. Salah satunya adalah dunia pendidikan.

Kita maklumi bila tahun 2020 proses pendidikan agak "semberaut" karena pandemik covid-19 yang muncul mendadak. Sehingga banyak hal yang terburu-buru karena tidak ada persiapan yang memadai.

Tetapi, untuk tahun 2021 ini lebih siap dibandingkan tahun 2020. Pihak kementerian pendidikan, juga kenenterian agama dan berbagai pihak yang terkait sudah punya pengalaman.

Sebagai catatan, proses pembelajaran daring pada tahun 2020, banyak yang mengeluh. Alasannya jelas bahwa banyak orang tua peserta didik yang belum memiliki perangkat memadai. Begitu pula signyal internet. Bahkan disebutkan PBM daring tidak dapat dilakukan secara maksimal.

Berbagai persoalan pbm daring yang muncul tahun 2020, maka pihak kementerian terutama Bapak Menteri Pendidikan Nasional harus memiliki strategi baru menjalankan dunia pendidikan tahun 2021 ini.

Memang, menteri pendidikan telah mengeluarkan peraturan bahwa tahun 2021 diperbolehkan belajar tatap muka. Tetapi hal itu belumlah cukup. Apalagi, ketika melihat lonjakan kasus akhir 2020, ada statemen menteri pendidikan menyebutkan, pbm dikembalikan sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masing-mading. Sehingga kebijakan ini akan sama pelaksanaanya seperti tahun 2020.

Tetapi yang diharapkan masyarakat adalah PBM tetap dijalankan secara tatap muka.

Saya pikir,  pembelajaran tatap muka tetap dijalankan tetapi pihak kementerian menetapkan SOP pelaksanaan PBM tatap muka masa covid-18  yang jelas ke semua daerah. Tidak seperti tahun yang lalu, semua proses pendidikan dibebankan tanggungjawab ke daerah bahkan kemudian yang paling bertanggungjasab kepala sekolah dan komite. Sementara pejabat di atas bisa jadi cuci tangan bila terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Maka dalam hal ini, pihak kementerian pendidikan harus berani mengambil sikap dan menyusun langkah-langkah yang tepat. PBM tetap berjalan normal tetapi penyebaran covid tidak terjadi.

Saya sarankan, pihak kementerian dapat memanfaatkan aparat keamanan di daerah untuk menjaga disiplin di sekolah. Pihak keamanan setiap hari diturunkan ke sekolah secukupnya. Agar peserta didik dapat mengikuti prokes yang benar. Kemudian menjaga disiplin orang tua tidak berkerumunan saat mengantar dan menjemput anak. 

Saya, yakin bila ini dilakukan. Proses Pendidikan dapat kembali dilakukan secara benar. #djhst

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun