Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kajian Tasawuf Corona

29 Desember 2020   10:14 Diperbarui: 29 Desember 2020   10:29 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum wr.wb

Saudaraku yang Budiman, sampai saat ini pademik korona belum ada tanda-tanda akan berakhir. Malah, baru-baru ini muncul varian baru covid-19 yang lebih resisten.  Maka,  kita harus lebih berhati2 dan  waspada.

Sebagai muslim, harus meyakini bahwa Corona itu adalah makhluk hidup Ciptaan Allah SWT. Meskipun bentuknya teramat sangat kecil dan hanya dapat diamati menggunakan mikroskop mikro canggih,  tapi dia hidup sebagaimana makhluk hidup lainnya, mempertahankan hidup dan terus berkembang biak.

Masalahnya adalah dlm mempertahankan hidup dan berkembangbiak, corona menjadikan manusia sbg induk semangnya.

Kenapa harus manusia? Dari sinilah muncul penghayatan yang hakiki.

Dalam pandangan sufi tasawuf, tergambarkan bahwa munculnya Corona ada 2 kemungkinan. Pertama sebagai cobaan, dan kedua sebagai sebuah hukuman.

Bila ini cobaan berarti Corona ini akan membawa kemaslahatan bagi orang-orang yang tetap sabar menerimanya dengan keikhlasan.

Tapi bila ini sebuah hukuman, tentu saja selama ini banyak kemungkaran-kemungkaran yg telah terjadi dipermukaan bumi ini.

Dalam Surah As-Syura Allah berfirman:

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kamu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari dosa-dosamu," (QS. As Syura: 30)

Kemudian dalam Shahih Muslim dari Zainab binti Jahsy bahwasanya ia bertanya kepada Rasulullah SAW,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun