Sabang terletak di ujung barat Pulau Sumatera dan merupakan bagian dari Provinsi Aceh. Sabang ini tidak terlalu luas dan hanya memiliki dua kecamatan di bawah pemerintahan Kota Sabang dengan jumlah penduduk sekitar 30 ribu orang.
Sebenarnya Sabang merupakan daerah terpenting sejak pendudukan Belanda hingga Orde Baru. Bahkan saat Penjejahan Belanda Sabang lebih penting dibandingkan Temasek (Singapura saat ini). Pernah memperoleh kejayaannya dan terkenal sebagai daerah perdagangan bebas. Tetapi seiring dengan penutupan kawasan pelabuhan bebas Sabang sampai saat ini menjadi pulau yang tidak banyak dikunjungi wisatawan.
Namun saat ini, Sabang kembali menjadi perhatian nasional atau mungkin internasional dengan kegiatan/event yang dikenal dengan Sail Sabang 2017. Event ini akan berlangsung pada 28 November-5 Desember di Teluk Sabang dan Gapang Resort dengan tema "Sabang Menuju Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia". Puncak acara akan diselenggarakan pada 2 Desember di Sabang Fair, Kota Sabang, Aceh, dengan menampilkan berbagai atraksi.
Tercatat ada 24 acara yang akan meriahkan kegiatan tersebut. Mulai dari Jambore Iptek, Free Diving Competition, Sabang Underwater Contest, Sales Mission Cruise Operator. Menurut laman Sail Sabang disebutkan, Sail Sabang diikuti lebih dari 100 kapal yacht dari berbagai negara ditambah dengan kapal-kapal lainnya, termasuk KRI Bima Suci, akan mengikuti Toll Ship Parade pada acara puncak di tanggal 2 Desember di Teluk Sabang, Pelabuhan CT-3. Acara puncak sendiri akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Sepi antusiasme masyarakat Aceh
Bila melihat promosi yang dilakukan di media massa terutama media online dapat dikatakan event Sail Sabang ini merupakan event terbesar menjelang penutupan tahun 2018 di Indonesia. Tentu saja harapannya adalah untuk mendatangkan sebanyak-bantaknya wisatawan terutama dari mancanegara. Sepertinya event Sail Sabang ini bertujuan untuk menjadikan sabang sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia. Sehingga kejayaan dapat mengembalikan kejayaan Sabang di masa lalu.
Tidak tanggung-tanggung, event berskala internsional ini melibatkan 12 kementerian, dan launching-nya dilakukan oleh Kementerian Pariwisata di Jakarta, satu bulan yang lalu (9 November 2017. Bahkan, untuk mendukung event ini, beberapa penerbangan dari dan ke Aceh ditambah jadwal penerbangannya.
Akan tetapi, event yang dipromosikan begitu besar itu tidak begitu diminati masyarakat Aceh. Bahkan, masyarakat Kota Banda Aceh yang merupakan destinasi pertama para wisatawan sebelum menuju ke Sabang tidak begitu bergairah dengan event ini. Â Beberapa masyarakat, mengatakan tidak begitu tahu kegiatan apa saja yang diadakan di Sabang bahkan tidak mengerti apa itu Sail Sabang.
Begitu pula perbincangan netizen tidak begitu terfokus dengan Sail Sabang. Kecuali, agak sedikit ramai ketika ada akun Facebook yang mengkritik pelaksanaan Sail Sabang yang tidak berefek langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Tentu perhelatan besar ini perlu mendapat dukungan luas dari seluruh masyarakat termasuk juga masyarakat Aceh. Event ini bisa dijadikan awal dari kegairahan kembali Sabang sebagai salah satu destinasi wisatawan di seluruh dunia. Semoga, perekonomian masyarakat Sabang secara khusus dan masyarakat Aceh dapat meningkat. Tentu saja kegairahan wisata Sabang tidak merenggut nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat Aceh. Semoga. @dj