Ratusan Ribu lulusan SMTA si Indonesia pada Selasa (9/6) akan mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Tahun ini mereka akan memperebutkan 99 ribu kursi di 74 PTN seluruh Indonesia.
Biasa menghadapi SBMPTN para siswa-siswi seluruh Indonesia  jauh-jauh hari mempersiapkan diri. Bahkan sampai-sampai rela mengeluarkan biaya yang cukup besar mengikuti berbagai bimbingan belajar (bimbel) diluar jadwal belajar yang cukup padat disekolah. Nampaknya bagi para pelajar tidak mempersoalkan harus mengeluarkan tenaga dan biaya demi dapat tembus masuk ke perguruan tinggi negeri.
Banyak alasan kenapa mereka harus mampu harus bisa kuliah diperguruan tinggi negeri. Pertama, tentu saja karena cita-cita sejak mereka masih kecil-kecil. Ada yang ingin jadi dokter, guru, pengacara, ekonom, arsitek, ahli pertanian dan ahli bidang bidang ilmu lainnnya. Memperoleh apa yang dicita-citakannya tentu harus terlebih dahulu menempuh pendidikan tinggi terutama perguruan yang menjanjikan selama ini adalah perguruan tinggi. Â Apalagi perguruan tinggi negeri ternama.
Kedua, alasan membahagiakan orang tua. Ini juga alasan yang sangat masuk akal kenapa para pelajar lususan SMTA mau berkorban apa saja. Karena sedari kecil orang tua sudah sangat berharap agar anaknya mampu kuliah diperguruan tinggi negeri. Â
Ketiga, rasa bangga. Â Ada satu kebanggaan bila mereka mampu menembus perguruan tinggi negeri dimana untuk menembus perguruan tinggi diseleksi dengan cara yang ketat. Mampu menembus itu tentu ada pengakuan diri bahwa mereka termasuk orang cerdas. Paling kurang, pengorban mereka belajar di sekolah selama ini tidak sia-sia. Â
Keempat, alasan memperbaiki harkat dan martabat. Hal ini barangkali disebabkan karena selama ini orang tua mereka tidak pernah mengecap pendidikan di peruruan tinggi atau bahkan ada yang tidak pernah mengecap pendidikan sama sekali. Atau pekerjaan orang tua mereka selama ini tidak menghasilkan penghasilan yang cukup. Karena itu, mereka kuliah terutama di PTN sehingga ketika menjadi sarjana bisa memperoleh perkerjaan dan penghidupan yang layak.
Kelima, alasan lebih murah. Selama ini perguruan tinggi masih relative murah dibandingkan bila kuliah diperguruan tinggi swasta. Sehingga, kuliah masuk perguruan tinggi negeri dapat menghemat biaya. Apalagi sekarang biaya kuliah di PTN dapat bervariasi tergantung bagaimana kemampuan orang tua.
Keenam, PTN sampai saat ini masih banyak yang lebih baik dibandingkan dengan PTS yang ada. Â Selama ini, PTS di Indonesia, kecuali beberapa persen saja yang memiliiki mampu bersaing dengan PTN negeri ternama. Banyak PTS swasta di Indonesia, jangankan sarana dan prasarana yang kurang memadai, tenaga pengajar (baca: dosen) masih sangat minim. Apalagi terkadang tidak sesuai dengan keahliannya mengampuh mata kuliah.
Ketujuh, PTN umumnya memiliki legalitas yang cukup dapat dipecaya dibandingkan dengan PTS. Apalagi, saat ini sedang maraknya izajah palsu semakin membuat lebih berhati-hati mencari perguruan  tinggi.
Kedelapan, bisa tinggal di kota. Pada umumnya perguruan tinggi negeri dan  juga swasta hanya ada daerah perkotaan. Sehingga mereka yang di daerah-daerah atau pedesaan memiliki kesempatan untuk tinggal di kota. Sehingga, tidak selalu disebut anak kampong meskipun tidak kampungan.
Kesembilan, inggin mandiri. Ada sebagian dari lulusan SMTA punya cita-cita untuk hidup mandiri jauh dari orang tua. Maka salah satu caranya adalah kuliah ditempat yang jauh dari orang tua. Kecuali memang mereka sejak SMTA sudah tinggal jauh dari orang tua. Sehingga kalaupun ada kiriman, mereka mampu mengelola sendiri.
Â
Selain itu, masih banyak alasan-alasan lain yang sangat tergantung pada visi dan misi para calon mahasiswa yang akan bertarung masuk ke lubang jarum yang sekarang diberi nama SBMPTN.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H