Salah satu cara agar sebuah keluarga tetap utuh dan menyenangkan adalah dengan cara saling memahami dan saling mengerti antara anggota keuarga, terutama memahami dan mengerti peran masing-masing. Ayah tentu saja berperan sebagai kepala rumah tangga yang bertanggungjawab melindungi keluarganya. Ibu memiliki peran utama sebagai pendidik terhadap anak-anaknya dalam sebuah keluarga sebab memang sejak anak-anak lahir, orang paling dekat dengan anak-anak adalah ibunya. Bahkan proses pendidikan itu, sudah dilakukan oleh ibu sejak anak-anak masih dalam kandungan. Meskipun seorang Ayah tidak boleh diabaikan dalam hal mendidikan anak, namun dalam hal ini pastilah seorang Ibu sangat dominan.
Bahkan dikatakan, dalam diri anak ada kebutuhan fitrah berupa keinginan untuk selalu berada dekat ibunya. Oleh karena itu, fitrah tersebut merupakan sebuah kesempatan bagi ibu yang menyusui untuk memberi pertumbuhan yang baik kepada anaknya (Margaret Reibel, dalam Ilmu Nafs An Numuw). Samiyah Hummam, seorang pemerhati anak berpendapat: Ketidakberadaan seorang ibu di sisi anak-anaknya memiliki dampak yang amat besar dibandingkan ketidakberadaan ayah di sisi mereka”.
Saya kira bila peran-peran itu bisa dijalankan dengan baik oleh ayah dan ibu menjadi salah satu kunci terciptanya sebuah keluarga yang damai dan harmonis.
Bagi seorang anak, bila mereka sudah mendapatkan sebuah asuhan yang baikdari keluarganya. Mereka dengan otomatis akan menjalan perannya sebagai anak dengan baik. Tentu ini juga tidak terlepas bagaimana kehidupan lingkungan sekitarnya. Namun demikian, bagaimanapun bentuk lingkungannya, bila keluarga mampu memberi yang terbaik kepada anak-anaknya maka hal itu bukanlah sebuah masalah yang besar. Hanya saja, dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan keluarga kita, maka orangtua harus bekerja keras sehingga anak-anaknya benar-benar memahami hakekat hidup yang sebenarnya. Sebab, bila pemahaman sudah menyimpang dari yang diinginkan dalam sebuah keluarga maka sulit akan mencapai sebuah keluarga yang indah.
Ayah dan Ibu juga perlu memiliki komitmen tertentu terutama dalam hubungan diantara keduanya. Mereka harus sebisanya menerima setiap kekurangan yang ada dengan sepenuh hati. Tidak mungkin menciptakan sebuah keluarga yang baik bila antara Ayah dan ibu tidak punya komitmen seperti itu. Sebab tidak jarang, anak-anaknya sudah tumbuh dengan baik dan pendidikan sudah baik pula. Tiba-tiba, ketika anak-anaknya sudah besar sudah terjadi percekcokkan yang tidak tidak diinginkan. Bila mungkin sesuatu hal yang sangat prinsipil juga terjadi dan tidak bisa dielakkan, masih bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Dalam hal ini anak-anak perlu diberi pengertian secara menyeluruh dan butuh waktu yang tidak singkat.