Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta di Mata Orang Kampung

22 Juni 2010   11:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:22 3201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://sandyakala.files.wordpress.com/2009/06/photo_lg_jakarta.jpg

[caption id="attachment_174369" align="alignleft" width="300" caption="Sbr. Foto: http://sandyakala.files.wordpress.com/2009/06/photo_lg_jakarta.jpg"][/caption]

Hari ini Jakarta Ultah yang ke 483 tahun. Bila kita lihat dari angka-angka itu, umur Jakarta sudah hampir 5 abad lamanya. Bila usia orang-orang Jakarta rata-rata 100 tahun, berarti Kota Tua ini sudah terjadi lima kali pergantian generasi. Artinya, orang-orang penghuni Jakarta sudah memasuki generasi yang ke enam.

Sudah sekian lama keberadaannya tentu saja banyak hal yang telah terjadi di kota tua ini. Apalagi, sudah beberapa puluh tahun yang lalu, sejak kemerdekaan kita di proklamirkan Jakarta sudah di nobatkan sebagai Ibu Kota Negera Republik Indonesia. Tentu saja sebagai Ibu Kota negara tidak pelak lagi bila selama ini kota ini menjadi kota impian seluruh Rakyat Indonesia. Tak kecuali mereka itu berada di pelosok tanah air yang tercinta ini.

Bila kita membaca koran-koran dan tanggapan orang-orang yang sekarang tinggal di Jakarta, gambarannya terkadang begitu menyeramkan. Seakan-akan mereka melihat Kota Jakarta sebagai sebuah kota yang teramat sumpek. Terutama berkaitan dengan tata ruang yang menurut mereka tidaklah sesuai dengan apa yang diidamkan. Termasuk permasalahan yang sering kita dengar, yaitu mengenai kemacetan yang saban hari terjadi di kota yang kosmopolitan ini. Memang, meskipun saya bukan orang Jakarta, pernah juga merasakan hal itu.

Tentu barangkali apa yang digambarkan itu memang sebuah kenyataan. Bisa jadi itu adalah sebuah kritikan untuk para penguasa Jakarta agar berbuat lebih baik demi kenyamanan warganya. Dan, itu adalah sah-sah saja dan bisa bermakna positif untuk perkembangan Jakarta ke depan.

Tetapi bagaimana pandangan orang-orang kampung yang tinggal jauh nun di sana terhadap Ibu Kota Negara Indonesia ini?

Tentu saja, pandangan mereka akan berbeda 180 derajat. Mereka menganggap Jakarta adalah kota impian. Banyak di antara mereka yang berharap, agar ada waktu barang satu kali saja untuk dapat datang ke Jakarta. Bila keinginan mereka itu kesampaian, betapa bangganya mereka. Barangkali sampai beranak cucu mereka akan bercerita bahwa dia itu pernah datang ke Ibu Kota Jakarta.

Kenapa? Karena mereka melihat, bahwa Jakarta adalah kota yang paling hebat. Aapalagi Jakarta adalah tempat semua urusan pemerintahan dijalankan. Semua yang terjadi di Indonesia Raya ini dikendalikan di Jakarta.

Kebanggaan orang-orang kampung yang tinggal jauh nun di sana juga karena apa yang ada di Jakarta tidak pernah ada di tempat mereka. Gedung-gedung tinggi, jalan tol, rumah mewah dan segala aroma kenikmatan ada di sini, di Jakarta.

Tetapi lihatlah di tempat mereka, jangankan gedung menjulang tinggi, rumah mereka saja pada umumnya masih beratap rumbia (di Jakarta juga ada yang tidak rumah. Tapi banyak orang bilang, siapa suruh datang ke Jakarta).

Jalan tol? Jalan aspal biasa saja terkadang mereka tidak pernah melihatnya. Apalagi kemudahan-kemudahan lain. Meskipun dulu ketika masa sentralistik, semua hasil bumi yang ada di kampung di daerah nun jauh disana, di bawa ke Jakarta. Kemudian sampai di sini dibuat gedung-gedung menjulang dan pembangunan infrastruktur lainnya. Untuk mereka hanya ada sisa-sisanya saja. Tapi itu masa lalu tak perlu diungkit-ungkitkan lagi. Sekarang tentu saja sudah sangat berbeda. Jakarta sudah dapat berdiri sendiri.

Meskipun demikian, sampai saat ini, orang-orang kampung yang tinggal jauh nun di sana tetap saja bangga dengan Jakarta. Sebagai wujud nasionalisme mereka. Karena Jakarta adalah ibu kota negera yang dicintainya. Selamat UlangTahun Kota Jakarta: Semoga Tetap Jaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun