Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Al-Qur’an Pajangan

24 Agustus 2010   10:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_240005" align="alignleft" width="300" caption="Sbr. gambar: Sumber: http://cokiehti.files.wordpress.com/2007/12/al_quran1.jpg?w=300&h=245"][/caption]

Al-Quran merupakan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama 23 tahun lamanya. Ayat pertama diturunkan bertepatan dengan 17 Ramadhan ketika Nabi Besar Muhammad SAW sedang menyendiri di Gua Hira’. Ayat pertama tersebut berkenaan dengan perintah membaca sebagaimana yang termaktub dalam surat Al-‘Alaq (1-5).

Bagi umat Islam Al-Quran merupakan kitab suci yang merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.Berkaitan dengan ini Allah berfirman dalam Al-Quran surat al-Isra’ ayat 9 yang artinya: Sesungguhnya Alquran ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.

Karena itu, bagi muslim berinteraksi dengan Al-Quran merupakan suatu hal yangwajib dilakukan. Sehingga Al-Quran akan selalu menjadi sumber inspirasi, berpikir dan bertindak dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Langkah pertama yang dilakukan dalam berinteraksi dengan Al-Quran adalah dengan membacanya. Muhammad Iqbal A. Gazali (dalam Keutamaan Membaca dan Menghafal Al-Quran) mengataka bawah membaca Al-Quran adalah langkah pertama dalam berinteraksi dengannya, kemudian diteruskan dengan tadabbur yaitu dengan merenungkan dan memahami maknanya sesuai petunjuk salafus shalih, lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, lalu dilanjutkan dengan mengajarkannya.

Membaca Alquran apalagi dalam bulan ramadhan seperti saat ini akan mendapat syafaat yang berlipat ganda dari Allah SWT. Banyak hadist Rasulullah yang menjelaskan tentang syafaat-syafaat membaca Al-Quran tersebut diantaranya Hadist Riwayat Muslim dari Abu Umamah: "Bacalah Al Qur'an sesungguhnya ia akan menjadi penolong pembacanya di hari kiamat". Kemudian dalam sebuah hadist yang diriwayatkan At Tirmidzi dariIbnu Mas'ud raRasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia akan memperoleh satu hasanah (kebajikan). Dan satu hasanah akan dilipat gandakan menjadi sepuluh, saya tidak katakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi ali satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf" (HR At Tirmidzi). Dan masih banyak hadist-hadist lain berkaitan dengan syafaat membaca Kalam Allah ini.

Namun demikian, kenyataan yang ada ditengah-tengah masyarakat kita yang matoritas Islam, banyak diantara kita yang tidak sempat atau tidak mau menyempatkan diri secara rutin untukmembacanya Al-Quran. Bahkan terkadang dibulan ramadhan sekalipun. Ironinya lagi ada diantara kita yang bahkan bertahun-tahun tidak pernah lagi bersentuhan dengan yang namanya Al-Quran. Alasannya sangat klise sekali karena kesibukan sehari-haridalam rangka mengumpulkan materi berupa harta benda untuk memenuhi kebutuhan duniawi. Sehingga waktu untuk membaca kembali kitab suci ini tidak tersedia lagi. Kalaupun ada waktu senggang itupun akan digunakan untuk beristirahat karena terlalu capek bekerja seharian, ngantuk kemudian terus tidur lelap.

Itulah kenyataan yang sering kita temukan dalam masyarakat. Akibatnya, Al-Quran yang ada di rumah hanya dipajang sebagai hiasan dalam lemari kaca atau di atas rak buku. Tidak pernah disentuh, dibuka, dibaca apalagi dipelajari makna yang terkandung di dalamnya. Al-Quran yang seperti itulah yang kita maksudkan sebagai Al-Quran Pajangan. Fungsinya hanya sudah hampir sama sebagai barang hiasan lain hanya untuk dilihat-lihat saja tanpa dimanfaat sebagaimana mestinya.

Semestinya, untuk memfungsikan Al-Quran terutama agar menjadi petunjuk bagi kita sebagaimana dalam Surat Al-Isra’ ayat (9) di atas, haruslah kita selalu membaca, menghafal dan mempelajari kandungan isinya secara terus menerus. Sebab hanya dengan mempelajari dan menelaah secara bersungguh-sungguh Al-Quran itu akan memberi pencerahan dan petunjuk-petunjuk kepada kita. Apakah itu berkaitan dengan aktivitas kita sehari-hari dalam berhubungan dengan manusia dan antar makhluk maupun petunjuk bagaimana caranya berhubungan dengan Rabb.

Selama ini di tengah-tengah kehidupan kita kerapkali muncul berbagai macam kasus yang sangat memilukan. Kasus-kasus itu datang silih berganti seperti tidak pernah habis-habisnya. Kasus terbaru yang sangat mengejutkan dan bahkan itu terjadi dalam bulan puasa itu adalah perampokan terjadi di mana-mana. Ini hanyalah contoh kecil yang masih sangat baru terjadi. Padahal sebelumnya banyak kasus-kasus lain seperti kasus korupsi yang melibatkan pejabat-pejabat hingga saat ini belum tuntas-tuntas serta kasus mafia hokum lainnya.

Pertanyaannya, apakah semua ini ada korelasi dengan sudah menjauhnya kita dari nilai-nilai Qurani? Sehingga tindak-tanduknya itu tidak lagi mencerminkan sebagai insan Qurani. Padahal dalam konsep Islam yang bersumberkan Al-Quran dan Al-hadist terang-terangan mengatakan bahwa mencuri, merampok, menipu, berzinadan sebagainya itu adalah perbuatan yang tidak boleh dilakukan. Bilapun kita melakukan maka akan mendapat azab yang sangat dahsyat dari Allah SWT pada suatu saat nanti.Jawaban yang paling tepat adalah dalam masing-masing pribadi kita. Tentu semua jawaban akan diperoleh bila kita mau selalu melakukan intropeksi diri.

Sekarang, tidak ada cara lain bagi kita kecuali kembali menjadikan diri kita dan keluarga sebagai insan Qurani. Tentu saja ini dapat dilakukan bila Al-Quran yang ada di rumah kita tidak hanya dijadikan sebagai barang pajangan semata. Sebab sebagai orang Islam kita harus yakin bahwa salah satu cara agar tercipta suatu harmonisasi hidup di dunia ini adalah dengan menjadikan diri kita sesuai dengan nilai-nilai Islami yang sumber utamanya adalah Al-Quran dan Al-Hadist.

Mudah-mudahan dalam bulan ramadhan yang penuh berkah ini menjadi langkah awal bagi kita untuk memulai kembali membuka dan membaca Al-Quran bila sebelumnya memang tidak pernah menyentuhnya lagi. Bagi yang sering membacanya, maka tingkatkanlah amal ibadah kita.

Terakhir saya akan kutipkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas`ud yang artinya: “Barang siapa yang mencintai kalam-kalam Allah (Al-Qur`an) dengan selalu mengaji dan mengkajinya, berarti dia juga cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, dan Barang siapa yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah dan Rasul-Nya pun akan mencintainya”. Berdasarkan hadist ini, maka marilah kita selalu mencintai Kalam Allahdengan cara mengkaji dan mengajinya. Dengan demikian, maka kita tidak akan menjadikan Al-Quran sebagai barang pajangan semata. Wallahualambissawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun