Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta Pak Habibie, Cintanya Cinta Luar Biasa

26 Mei 2010   05:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:57 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_150252" align="alignleft" width="225" caption="Sbr. Foto: http://img2.allvoices.com/thumbs/event/900/570/36507343-prof-dr.jpg"][/caption]

Kemarin (25/5) karena kaki keseleo, membuat saya tidak bisa keluar rumah. Jangankan pakai sepatu, sendal jepit pun tidak bisa. Maka waktu luang itu saya pergunakan untuk nonton TV saja. Kebetulan saja salah satu stasiun TV swasta sedang menyiar secara langsung acara pemakaman mantan Ibu Negara ketiga yaitu Ibu Hasri Ainun Habibie. Maka saya nonton saja acara tersebut sampai selesai. Dari televise, saya melihat sepanjang jalan di Jakarta sampai ke komplek Pemakaman Taman Pahlawan Kalibata banyak penduduk berbaris menyaksikan mobil Jenazah yang melewati mereka.

Satu hal yang paling menarik perhatian  adalah saat sesi penaburan bunga sebelum keranda ditutup dengan tanah. Saat itu Pak Habibie yang didampingi putranya menaburkan bunga  di atas keranda yang belum di tutup dengan tanah. Pada saat Pak Habibie melakukannya, saya melihat seorang Habibie tidak mampu membendung air mata bahkan hampir sesungukan. Terus terang, meskipun hanya menyaksikan lewat layar televisi saya ikut trenyuh juga melihat pemandangan itu. Pikiran saya mengatakan betapa cintanya Bapak Prof. Dr. BJ. Habibie kepada seorang perempuan yang bernama Hasri Ainun Baseri Habibie, si pemilik mata indah itu. Kemudian saya berkesimpulan bahwa Cinta Pak Habibie, Cintanya Cinta Luar Biasa.

[caption id="attachment_150253" align="alignright" width="156" caption="Sbr. Foto: http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:9Le0kvFFQM_wrM"][/caption]

Menurut cerita JE. Habibie adiknyaBJ. Habibie, sebenarnya mereka sudah mengenal keluar Ainun semenjak dari kecil. Bahkan Prof. BJ. Habibie kecil adalah teman bermain kelereng kakaknya Ainun. Tetapi pertemuan mereka sampai menjadi sepasang kekasih hati, menurut JE. Habibie yang di wawancara reporter metro TV sesaat setelah acara pemakaman adalah ketika BJ Habibie pulang cutikuliah ke Bandung. Saat itu, dalam suasana lebaran adik Habibie itu mengajak Habibie berkunjung ke rumah Ainun. Pak JE. masuk ke dapur, setelah beliau ke ruang tamu kembali melihat BJ. Habibie sedang bicara dengan Ainun. Menurut JE, ternyata Ainun dapat mengimbangi pembicara seorang BJ. Habibie yang pembicaraannya selalu berkiatan dengan ilmiah. Hal itu diakui sendiri oleh BJ. Habibie bahwa Ainun juga cerdas. Beberapa hari setelah itu menurut JE. Habibie di jalan dekat Boromeus mereka jalan berduaan tetapi masih terkesan malulu. Sehingga sang Adik terpaksa menganjurkan untuk berpegangan tangan, sehingga menurut Fanny Habibie (panggilan JE Habibie) mulai saat itu mereka selalu berpegangan tangan.

[caption id="attachment_150254" align="alignleft" width="233" caption="Sbr. Foto: http://img2.allvoices.com/thumbs/event/900/570/36507343-prof-dr.jpg"][/caption]

Menurut keluarganya, selama ini Pak Habibie dan Ibu Ainun selalu bersama dalam setiap kesempatan. Saya pikir itu salah satu contoh bahwa bagaimana luar biasanya cinta mereka. Pak Habibie membuktikan kembali selama Ibu Ainun di rawat di salah satu rumah sakit di Jerman. Menurut saran para dokter, penyakit yang diderita Ibu Ainun tidak memungkinkan untuk tinggal di iklim tropis. Sejak itu pula, sang suami tercinta, BJ Habibie senantiasa menunggui Ibu Ainun di Jerman.Karena itu, menurut situs metrotvnews (Selasa, 25 Mei 2010 11:28 WIB), sempat timbul dugaan bahwa Habibie kurang nasionalis.

Selanjutnya menurut situs berita tersebut, tudingan miring itu tak membuat Habibie gundah. Ia tetap menemani Ibu Ainun hingga akhirnya wanita pemilik mata indah itu wafat pada Sabtu silam tanggal 22 Mei silam, tepatnya pukul 17.30 waktu Jerman atau 22.30 WIB di Rumah Sakit Ludwig Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman.

Khawatir kepada Pak Habibie

Menurut Jimly Asshadiqie kerabat keluarga Habibie yang diwawancarai Metro TV sesaat setelah acara pemakaman Ibu Ainun bahwa sebenarnya peran Ibu Ainun dalam hidup Pak Habibie sangatlah besar. Beliau meilustrasikan saat laporan pertanggungjawabannya sebagai presidendi tolak MPR pada saat itu. Pada saat itu banyak anggota Dewan yang menanggapi negative Habibie. Coba bayangkan bagimana besar peran Ibu Ainun Habibie di saat-saat seperti itu. Oleh karena itu, kelihatan Pak Habibie sangat tergantung kepada Ibu Ainun sebagai isterinya.

Selain itu menurut Jimly, satu-sastu orang yang mampu “mengerem” saat Prof. Dr. Bj. Habibiebicara adalah Ibu Ainun Habibie.Bila Pak Habibie berpidato atau bicara sepertinya tidak akan habis-habisnya. Sehingga bila ada Ibu Anun, maka mereka akan tenang karena ada yang mengingatkan Pak Habibie untuk bicara.

[caption id="attachment_150255" align="alignright" width="300" caption="Sbr. Foto: http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/05/23/0001178620X310.jpg"][/caption]

Berkaitan dengan kekhawatiran keluarga terhadap Pak Habibie juga diakui juga oleh pihak keluarga selama perawatan ibu Ainun di Jerman. Menurut JE Habibie sebagaimana yang dikutip Metro TV (Metro TV Sabtu, 22 Mei 2010 13:50 WIB), pihak keluarga sudah pasrah. Menurutnya hubungan Ibu Ainun dan suaminya BJ Habibie sangat erat sekali. "Tidak pernah keduanya meluangkan waktu tidak bersama-sama. Sehingga seolah-olah Bapak tergantung sekali dengan Ibu Ainun. Itu yang dikhawatirkan pihak keluarga terhadap kesehatan beliau," papar JE Habibie.

Namun demikian Cinta yang luar biasa itu juga ditunjukkan Ibu Ainun yang sedang menderita sakit.Menurut Isteri Tarekh Kemal yang dalamwawancara metro TV (25/5), bahwa setelah dokter pribadi Habibie menyarankan Pak Habibie untuk isterihat takut kondisinya menurun, maka baru kemudian Pak Habibie mohon permisi pada Ibu Ainun. Menurut Isteri tarekh yang menyaksikan kejadian itu, Ibu Ainun sempat membuka matanya dan menggangguk agar Pak Habibie istirahat. Ini membuktikan kepada kita betapa perhatian seorang Ainun sebagai isteri kepada seorang suami yang dicintainya.

Cinta yang Perlu di Tiru

Rasa cinta yang luar biasaseperti yang diperlihatkan PakHabibie dan Ibu Ainun sebaiknya menjadi pelajaran kepada kita semua. Mereka telah membuktikan, dengan cinta yang luar biasa yang dimilikinya telah membuat mereka dapat bertahan hidup bersama sampai 48 tahun lama.

Berdasarkan cinta yang diperlihatka Pak Habibie dan Ibu Ainun, ada dua hal kenapa cinta mereka begitu luar biasa. Pertama, karena saling membutuhkan. Dalam hal ini bahkan Pak Habibie pernah mengatakan bahwa dibalik kesuksesan seorang pria ada dua sosok wanita dibelakangnya, yaitu ibu dan isteri. Kedua, saling percaya. Kepercayaan penting dalam menumbuhkan cinta yang luar biasa kepada pasangan suami isteri dalam sebuah rumah tangga. Kepercayaan akan tumbuh bila antara suami dan isteri saling membutuhkan. satu sama lain.

Karena itu, saya pikir, cinta yang ditunjukkan Pak Habibie kepada sang Isteri sampai pada detik-detik terakhir patut untuk kita teladani. Kita juga harus memiliki seperti yang ditunjukkan Pak Habibie, Cintanya Cinta Luar Biasa.  Salam kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun