Magic Word "TAKFIRI"
Sudah 1 Tahun ini kita sering mendengar banyak orang dr Kalangan Intelektual Islam, Orang Awam bahkan Kyai menyebut kata-kata "TAKFIRI" yg dialamatkan pd salah satu Aliran baru Islam WAHABI yang beberapa tahun ini (Tepatnya SETELAH REFORMASI Mulai thn 2000) mulai Gencar-gencarnya menanamkan Ideologinya di Indonesia yg sebagaian besar Penduduknya bermadzhab Imam Syafii atau umumnya ORANG mengatakan Ahlissunnah Waljama'ah, bahkan dengan tidak segan-segan Wahabi menggelontorkan Uang Milyaran Rupiah unt Menarik pengikut sebanyak-banyaknya yg Konon katanya dana tsb dibiayai oleh salah satu negara Kaya yaitu Saudi Arabia.
Takfiri dialamatkan kpd Aliran Wahabi karena dalam masa Awal Penyebarannya thn 2000 sd saat ini sering berfikir dan mengambil kesimpulan yg Radikal dng Mengkafirkan suatu Kaum yg tidak sealiran dng Mereka dan Hal ini banyak meresahkan Kalangan Ummat Islam lainnya.
Tidak bisa Dipungkiri kata-kata TAKFIRI di Indonesia yg dialamatkan pd Wahabi ini dipopulerkan oleh kalangan/aliran Syiah yang NOTABENE pd saat awal Penyebarannya di Indonesia pd Thn 1985 sd 1999 juga berlaku sama dng Wahabi mengkafirkan golongan yg tdk sealiran dng mereka bahkan tdk sedikit dari Golongan Syiah yang Mengkafirkan Kakek2nya sendiri bahkan Para Sahabat Nabi dll. Karena Penyebaran Aliran Syiah di Negara2 yg ber Madzhab Ahlissunnah Waljama'ah dirasa Kurang Berhasil (pengikut yg Masuk Syiah tidak sebanding dng Biaya yg dikeluarkan) maka beberapa Tahun yg lalu Pimpinan Puncak Syiah Ali Khamenei merubah Strategy dlm penyebaran aliran Syaih dng mengeluarkan Fatwa yg salah satu garis besar Fatwa tsb "Melarang Mencela Sahabat2 Nabi, Istri2 Nabi yang oleh Golongan Lain di Agung2kan" Fatwa ini Membawa Angin Positif dlm penyebaran Aliran Syiah Khususnya di Indonesia.
Seharusnya Strategy yg dilakukan Syiah (Ali Khamenei) jadi Pelajaran berharga Buat Wahabi dalam Mengembangkan Ideologinya sehingga Ongkosnya tidak terlalu Mahal Bahkan bisa menyusup sampai dikalangan Intelektual Pemerintahan maupun dikalangan 2 ormas besar di Indonesia yaitu NU dan Muhammadya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H