Ini adalah Williams FW14B. Kode B merujuk pada pengembangan seri sebelumnya, Williams FW14. Saat itu, sebagai tim kaya, kayaknya mereka, terutama Williams, ogah disebut sebagai tim papan tengah.
Sebagai tim privater, Williams sangat royal belanja aset. Baik sumber daya manusia maupun teknologi. Setidaknya mobil ini di desain oleh seorang Engineer kampiun macam Andrian Newey. Dibantu oleh ahli Aerodinamika bernama Eghbal Hamidy. Hhmm...kalau disini namanya bisa jadi Ikbal tuh. Tapi karena Eghbal orang Iran, mereka pakai bahasa Arab yang baik dan benar, jadi nama Eghbal adalah kata paling pas. Selain Eghbal, turut membantu di sektor elektrikalnya seorang Paddy Lowe.
Ditangan mereka bertiga, Frank Williams dan Patrick Head sebagai pucuk pimpinan tertinggi di Williams, mempercayakan pengembangan Williams FW14B yang kelak mengantarkan Nigel Mansel meraih gelar juara dunia pada tahun 1992.
Mobil ini menggendong dapur pacu berupa sebongkah mesin Renault dengan kode RS3C, 3493cc dengan pembulatan 3500cc, tanpa Turbo. Mesin tangguh Renault dipadukan dengan Gearbox semi otomatis 6 kecepatan, dengan sistem perpindahan gigi sekuensial (berurutan).
Teknologi gearbox semi otomatis juga di adopsi Ferrari. Tapi sebagai tim pabrikan, tentu saja Ferrari punya dana lebih melimpah di banding dengan Williams yang baru didirikan pada tahun 1977. Dan tentu saja mereka beda 'kasta', karena Williams adalah dim privater. Selevel dengan Williams adalah Mclaren. Tapi sekali lagi, usia Williams Racing yang masih relatif baru membuat perbedaan lagi antara Mclaren dan Williams. Jadi kalau mau membandingkan, Lotus adalah lawan seimbang. Dan teknologi suspensi aktif ini sebenarnya pertama kali juga dikenalkan oleh Lotus.
Masalahnya penemuan Lotus ini kurang bisa maksimal. Dan Williams menyempurnakan.
Teknologi lain yang menjadi puncak teknologi jet darat turut di sematkan demi mendukung stabilitas laju FW 14B, yaitu suspensi aktif. Selain suspensi aktif, sistem pengereman ABS dan kontrol traksi juga turut membantu Williams FW 14B dalam menghadapi lawan beratnya, McLaren.
Sayang, teknologi ini dilarang penggunaannya pada tahun 1994. Padahal, teknologi ini sangat membantu stabilitas mobil. Konon, tersiar kabar, seandainya teknologi suspensi aktif, ABS dan control traksi masih diperbolehkan, maka kecil kemungkinan kecelakaan Ayrton Senna di Imola pada 1 Mei 1994 terjadi.
Karena di tengarai kecelakaan itu terjadi akibat FW16 yang di kemudikan Senna sulit dikendalikan. Sementara sumber lain yang bisa dipercaya mengatakan, bahwa kegagalan pada kolom stir-lah yang membuat laju mobil Senna tak terkendali.
Tapi apapun itu, yang jelas Williams sebagai tim papan tengah saat itu sebagai percontohan tim dengan  inovasi-inovasi canggih.