di dadamu bulan makin bercahaya
menjadikan halaman ini berwarna
apalagi bintang telah berkerlip
menjadi bola matamu
duhai, cinta yang setia di pohon rambutan
aku melukiskan wajahmu bagai kebahagiaan
yang tak pernah ada di dunia
atau aku harus lukis malam bercahaya
menggunakan sebaris doa
paling abadi agar kita mengabadi
di tanganmu terpancar air
bagai sungai mengalir
menyelipkan kerisauan
menghangatkan keperihan
maka
malam ini aku mengajukan
diri kepada Tuhan
laiknya malaikat menaruh kepatuhan
kuinginkan tentang cahaya
ketika cahaya memancar beriringan
di sanalah Tuhan memberkahi kehidupan
dan aku-kamu adalah cinta yang mestinya mengabadi
untuk mimpi dalam uraian sebaris puisi
2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H