Entah mengapa
Entah manusiawi ataukah....
bangsaku tak lagi memperdulikan rasa simpati dan empati, mungkin jua saya termasuk.
Tak sedikit merasa mengisi perut kosong esok hari tak kalah penting dari seorang ibu yang berbohong "kamu gak pergi bermain nak? Ibu lagi masak"
Pengakuan tak kalah penting dari kemakmuran
Kebersamaan tak lagi menjadi acuan karena kehidupan seputar persaingan.
Teringat kutipan yang dibuat oleh Muhammad Agus Syafii.
"Lawan "cinta" bukan kebencian, Lawan "cinta" adalah ketidakpedulian".
Saya membuka mata dan mulai memahami makna dari kutipan yang beliau ciptakan.
Karena cinta, tak lagi bisa mengevaluasi seorang teman.
Karena cinta, ku tak lagi melihat satu keburukan
Karena cinta terhadap satu hal nyatanya banyak hal tak kuanggap berarti.
Dibelahan dunia sana ada orang yang rela bersujud, memohon dan minta maaf. Membuang segala yang melekat dinamanya.
Wahai teman-teman ku diluar sana yang cinta terhadap kopi, rokok, dan kebersamaan berjuanglah sedikit lagi sesekali boleh saja, tidak jua harus setiap hari. Perjuangan aku dan kalian akan diwarnai kebahagiaan pada waktunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H