Waktu kecil dulu saya dan teman teman sering disuruh ibu mencari kayu bakar di daerah perbukitan yang tak jauh dari perumahan tempat kami tinggal. Kami berebut mencari kayu kayu sembari mencari buahan buahan pinggir hutan yang rasanya aneh aneh, ada yang manis, kelat, asam dan lain lain. Setelah dapat masing masing seikat kayu bakar kami pulang kerumah. Besoknya kalau tidak kebukit, kami pergi ke kebon kelapa milik "orang kaya" di kampung, disana kami menunggu jatuhnya pelepah kelapa kering yang biasa di sebut "Manggar", itupun selain digunakan lidinya untuk sapu, juga digunakan oleh para ibu-ibu sebagai pengganti kayu bakar. Biasanya "manggar" itu tergayut di pohon kelapa dan kami menunggu dia jatuh maka perlulah angin untuk menggerak gerakkannya supaya jatuh lalu kami berebutan mengejarnya. Supaya angin datang, kami mengucapkan mantra pemanggil angin "Kurieiiiiiiii..............................." rame rame secara berulang ulang, biasanya angin langsung datang dan menghembus dengan kuat yang menyebabkan "manggar" yang tergayut di pohon jatuh. Disitulah kecepatan lari "sprint" dibutuhkan, siapa yang cepat larinya maka dia yang berhasil mendapatkan "manggar" itu.