Mohon tunggu...
Andi Gautama
Andi Gautama Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahaya Nikmat Allah (Muslim Only)

5 April 2016   20:58 Diperbarui: 5 April 2016   21:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah); agar mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran). Kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya). (29:65-66)

Ayat diatas menunjukkan orang yang (bukan anda) telah diselamatkan oleh Allah SWT dari bahaya, namun malah lupa kepada Allah SWT. Masa harus tetap dalam keadaan bahaya agar selalu ingat kepada Allah? Ayat berikutnya masih pada surat yang sama menjelaskan lagi hal yang sama...

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah? (29:67)

Di Indonesia masih enak sih. Alhamdulillah Allah SWT (atau aparat, terserah mau yang mana) masih memberikan aman sentosa bagi rakyat Indonesia (di beberapa tempat memang banyak kasus, tapi masih ngga separah negara2 lain. Coba bayangin apabila rumah ente kedatangan perampok bersenjata siap ga ngelawannya wkwkwk...). Dengan keadaan ini apakah masyarakat yang mayoritas muslim menjadi taat kepada Allah? Wallahualam....

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (6:42-44)

Gimana bro, hidupnya seneng ga? Perlu dicek lagi tuh....

Udah ah, kebanyakan ayat. Direnungi dulu aja, kalau kebanyakan ntar malah cuman jadi wacana (bukan setya wacana tim basket). Intinya jangan lupa bersyukur dan introspeksi diri. Nikmat Allah bukanlah standar kebenaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun