Mohon tunggu...
Husam El Haq
Husam El Haq Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang haus belajar dan mengeksplor banyak hal :))

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Buku "Berani Tidak Disukai" Karya Ichiro Kishimi & Fumitake Koga

5 Juni 2024   23:15 Diperbarui: 5 Juni 2024   23:40 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Karena yang bisa merubah hidupmu hanyalah dirimu sendiri"

Kalimat tersebut kurang lebih bisa menggambarkan sebagian besar inti dari pesan yang hendak disampaikan. Buku karangan Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga secara umum membahas mengenai Teori Psikologi Alfred Adler. Bagaimana pandangan serta teori Alfred Adler yang dalam ketenarannya kalah saing oleh tokoh seperti Sigmund Freud, dapat disampaikan secara mudah melalui ilustrasi dialog antara seorang filsuf dan seorang pemuda yang sengaja datang untuk berdebat dan menantang semua pemahamannya. 

Buku penulis rasa menawarkan ragam atau cara pandang terhadap kehidupan secara unik. Pada salah satu halaman awal terdapat kalimat yang kurang lebih menyatakan bahwa "hidup itu mudah, kau saja yang membuatnya rumit" terdengar menyepelekan tapi, setelah terselesaikan membaca buku tersebut, kata-kata tersebut seolah ada benarnya juga. 

Berani Tidak Disukai sejatinya tidak mengajarkan seseorang untuk hidup dibenci dan penuh kesengsaraan. Melainkan, mengajarkan kita untuk hidup normal dengan penuh keterbukaan. Keterbukaan seorang individu dimulai ketika seorang menerima dirinya sendiri secara seutuhnya dengan memaksimalkan potensi yang ia miliki dan berusaha meningkatkan diri. Karena, menurut buku yang ditulis oleh Kishimi dan Koga perubahan seseorang jelas dimulai oleh dirinya sendiri. Bukan oleh orang lain atau bahkan masa lalu. Sebab, sejatinya kehidupan manusia yang hakiki adalah kehidupan saat ini. 

Selain berusaha untuk menerima diri dan memulai cara hidup yang lebih be present, pelajaran Berani Tidak Disukai menekankan jika setiap diri individu hanya cukup fokus pada tugasnya masing-masing. Ini bukan berarti egois, bukan berarti apatis akan tetapi, ini perihal membangun batas kehidupan. Hal ini dilandasi oleh seringkalinya manusia abai dan mencampuri tanggung jawab orang lain, ketika itu terjadi maka konflik atau kerumitan kehidupan dapat terjadi. Tentu, membantu ketika dibutuhkan adalah hal yang bijaksana dan baik dilakukan, tapi ingat "Karena yang bisa merubah hidupmu hanyalah dirimu sendiri".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun