Oleh: Yanur Setyaningrum, S.Pd., M.Pd.
(Guru IPA SMP Muhammadiyah 1 Malang; yanursetyaningrum@yahoo.com)
Muhammadiyah mendukung langkah Kemdikbud meningkatkan kualitas pendidikan melalui perubahan kurikulum. Muhammadiyah akan melaksanakan kurikulum itu dengan memperkuat, memperkaya dan memperkecil risiko kelemahan yang ada (Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, MA).
Mukaddimah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah menetapkan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada awal tahun ajaran baru di pertengahan Juli 2013 mendatang. Semangat dan niat kuat itu dapat dilihat dari kegiatan sosialisasi dan uji publik kurikulum yang gencar dilakukan.
Berbagai dukungan dan tentangan mencuat ke permukaan. Â Tentangan muncul misalnya dari Hafid Abbas, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta yang menegaskan bahwa modus perubahan kurikulum lebih terkesan sebagai ikhtiar dadakan karena tidak didahului persiapan yang lebih matang. Perubahan kurikulum dadakan ini cermin ketiadaan kerangka besar arah pembenahan pendidikan nasional (Kolom Opini Kompas, 2013). Sementara itu, Henry Alex Rudolf Tilaar, profesor emeritus Universitas Negeri Jakarta, bahkan menyebut bahwa penyusunan Kurikulum 2013 ternyata tidak tercantum dalam penjabaran rencana strategis pendidikan dasar 2009-2014. Untuk itu, dia meminta agar rencana pemberlakuan kurikulum ditunda dulu sampai betul-betul matang (Kompas, 13/03/2013).
selengkapnya: momentum akselerasi (yanur setyaningrum)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H