Sekolah kewartawanan yang membuka tiga kelas, yaitu media cetak, radio dan televisi tersebut digagas sebagai bentuk kepedulian AJI KotaBanda Aceh terhadap peningkatan mutu jurnalis di Aceh.
Rektor Muhammar College, Maimun Saleh mengatakan, selama tiga tahun terakhir ini AJI berkontrensasi dalam pengembangan kapasitas jurnalis dan pekerja pers kampus.
Dalam kesempatan perdana ini, sebanyak 60 mahasiswa telah dinyatakan lulus untuk mengikuti program pendidikan jurnalistik di Muharram College. Mereka terdiri dari mahasiswa, pegiat pers kampus dan jurnalis pemula.
Di MJC, ke-60 mahasiswa tersebut akan dibekali ilmu jurnalistik baik teori juga praktik. Mereka diharapkan akan menjadi generasi insan pers di masa depan. Setidaknya, direncanakan mereka mampu menjadi juru kabar komunitas setempat.
Usai pengguntingan pita oleh Debra Bucher dari Kanada dan ibunya Muharram, semua mahasiswa segera mengikuti kuliah umum hari pertama belajar bersama Bekti Nugroho dari Dewan Pers.
Soal pendirian Muharram College, Bekti mengaku salut kepada AJI Banda Aceh. "Saya bangga AJI sanggup mendirikan sekolah jurnalistik seperti ini. Sementara Dewan Pers saja tidak sanggup," ujar Bekti, reporter RCTI.
Memang, Muharram telah pergi untuk selamanya sejak empat tahun lalu. Namun, sejak kemarin pagi, nama almarhum Muharram telah diabadikan. Dia disekolahkan oleh AJI Banda Aceh menjadi Muharram Journalism College. [ ]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI