Halimun perasaan meratap lika liku
dulu aku pernah seperti itu
pertapa melonjak dendam gurindam
aku terjatuh lagi dipelukanmu
Caka hidup aruah caka
jalan hidupku tak mesti seperti ini
aku bisa sukses sekarang
tapi syukuri apa yang ada
kemana saja kau pergi nanti
Remah cahaya sepenuh bangga
menyisi waktu kian dinamis
sebanyak banyaknya minum air putih
kelindan cahaya memilih waktu
masihkah ada kelangsungan terhadap diri sendiri
kekasih hijau menerap cahaya kemilau
Puisi yang terus akan kau cipta
menyisi waktu yang tak pernah renta
membelai dendam gurindam berpejam
sendu memagut ratap rahayu
terkadang aku merasa malu juga
Selera kita memang berbeda
kenangan silam menabur hunjam sayu
dari dulu hingga sekarang
tetap ingat waktu saling setuju
satu harapan bersama menerapkan banyak janji
Goresan alam menepi padanan diri
mereka bangga dengan kesukaannya
tak pernah lekang oleh waktu
kau harus bertanggungjawab nantinya
Kandangan, 21 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H