Layu latah perih deraian membelit sukma
perdaya merayu orang lain tak perlu tahu
dengan hal itu nanti tersedak selalu pemerataan
langkah wibawa tandas tentang segala kemungkinan bisa saja terjadi melintang jejak menghunjam
terpaan igau kemudi akan selalu ada keinginan
Â
Untuk terus lebih membumi silam waktu
juga pernah menjalani dengan alami
tentang ketentuan penuh harap membelai jerami memenuhi setiap kehendak menebar ikatan
bertepi tak seperti dulu lagi mengapai mimpi memaksimalkan keinginan menakar ilusi
meniti terus menjadi panutan diri setiap orang
Â
Makin simpati kau terus akan merasa segala
keadaan menampak teguh bahana diri
kelembutan awal menitah poranda tangguh
kalau memang itu sudah ketentuan terbaik
sungguh kelakuan di luar batas
saling mementas makna mencoba terus setia
Â
Segala keadaan hinggap merona senyap melerai segala aturan terbuai sikap bahana tenteram
jiwa jaga jarak menimba ihwal kelana
lagu lembut kian jengah membuai rintis
pojok rindu memantapkan aturan kendali
praktis pertautan diri makin intim penuh
Â
Tak terhingga lingkupan tak akan pernah kalah
sebelum berlaga petuah ketentuan
semakin gerimis menuju dahaga menjalin
tirani rindu angan merintih ingatan sembilu
upaya remang paduan lintas kendali kelu
watak simbol anulir siasat pualam bertalu
Angkinang Selatan, 12 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H