Mendera puncak pandang kehendak tak bisa selera selalu ada batas menuang jejak langkah menopang sadar dengan keadaan menimang gemulai
lempang bingkai cahaya membuai kenduri
asmara berdawai keteduhan rindu geliat pualam
sadar piawai firasat menegas kembali pada pijakan tuntas
Kenangan penuh sengketa terpikat hunjam terbatas
terus mencoba untuk tetap setia pada keadaan
merasuk kehendak menuai serpih waktu bertaut limpahan menusuk ragam keindahan memugar perasaan beda habitat terpapar oleh kehendak menimpa serpihan melekat hadir semburat makna menepi jejak penuh terikat perdaya diri kadang
Memenuhi isyarat begitu tangguh menuju impian mendalam terjang selera penuh sungguh geliat
canda mencandu peraman tingkah terus mencoba
tetap setia pada keadaan merasuk kehendak
menuai serpih waktu bertaut limpahan menusuk
ragam keindahan memugar perasaan beda habitat
Terpapar oleh kehendak menimpa serpihan melekat hadir semburat makna menepi jejak penuh perdaya kadang memenuhi isyarat begitu tangguh melaju impian mendalam menerjang selera sungguh menggeliat
jiwa poranda angan mementang statis
kombinasi pualam sungguh bawa lagu melankolis
Angkinang Selatan, 10 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H