Tertanam banyak masa merasakan terlena
memilih jalan aman bagai peraman silam
berebut kehendak mendambakan pasrah benteng aturan tanpa senyum kumandang
senarai rindu lingkup pesona membelai segmen
sunyi terkenal lamunan jingga menjalin diri
Â
Restu kalimat jejak penasti nelangsa memindai
tertanam himpit senyawa asumsi terbersit
hampa membelit sunyi memantik suntuk lerai wibawa jangan risaukan semua bentangan
lurus sebuah kisah haru menegaskan kultus
lelaki bersayap terbang melintang arus
menari sandera permainan gejolak sempana
Â
Senarai hentak meneruskan percumbuan rona
belenggu kemestian teruslah segenap risau
sehingga kau bisa bermesraan sejauh waktu masih banyak angan memantik kelana restu
harus memikirkan ketentuan paloma bidang semampai
kapan kau hentikan dengan batas siasat diri
Â
Meneguh balutan gempita lintas intim
dengan kejujuran selalu mengiring pandang
nada menata gemulai hasrat intim semua batas
lampau jelita meneriap kekasih rintih
masih akan seperti dulu meniku ketetapan
nilai puncak keluh kesah menaut jalan harapan
Angkinang Selatan, 8 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H