Pantang menikam kehendak menyimak tuntas
bergelut intim sendu tempias tengadah tak harus ada obsesi firasat canda watak kau tentu bisa mengira sehingga meraih hasil berpeluang tinggi pantang kendala terpana senandung rindu klasik
tak sampai menderai menebar canda lampau
Syahdu menanti konotasi diri menoreh cerita
pendaran lagu hanyut pikiran menambat selasar memburu apakah akan kelebihan kata-kata menumpu
amanat jejak mengurai cerita panjang tersipu
setelah ikatan rasa menyingkirkan prasangka menusuk canda irama penuh kelana geliat
naluri sempadan intonasi sendu nama besar
Â
Kesunyian upaya mendalam mendera retas gelora hinggap sempurna pendam sinar terang tersentak niscaya menatap tangguh perjuangan etos berawan adat istiadat cengkeraman kenangan silam terbangun semu meneruskan impian setia perangkap hidup
kesan tak begitu nyaman kilau permata menampak
Wajah rupawan sanubari hadirkan kuasa
tekuk lutut jemari kau tahu sapa memantul gejolak nurani masih kau lupakan tentang hal itu
lembut kinanti merangkai jejak berperi
masih ada terus usaha menandas wacana
saling ceria dalam kebersamaan intim
Angkinang Selatan, 4 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H