Amang Dugal tinggal di rumah kayu bersama ayah dan ibunya. Mereka bertiga menjalani hidup dengan susah senang. Hidup di Hangkinang bagi mereka patut disyukuri.
Walau dengan segala keterbatasan tapi mereka selalu menjalani dengan penuh senang dan kebahagiaan. Ibaratnya makan tidak makan, tetap bersyukur. Allah SWT sudah mengatur rejeki umat-Nya yang ada dimuka bumi.
Mereka tinggal menjalani hari-hari dengan bekerja, amal ibadah. Hangkinang tempat mereka tinggal, sebuah kampung dengan dikaruniai tanah persawahan yangh subur untuk ditanami padi. Hampir 100 persen warga Hangkinang bertani.
Hangkinang berada sekitar 8 kilometer dari Kandangan, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, atau sekitar 130 kilometer dari Banjarmasin ibukota Kalimantan Selatan.
Tak jauh, sekitar 300 kilometer dari Hangkinang, bakal Ibukota Negara baru, yang ada di Penajam Paser Utara, dan Kutai Kartanegara, Kaltim. Hangkinang berada di kiri kanan, tepi Jalan Trans Kalimantan, Jalan nasional yang menghubungkan antara Kalsel, Kaltim, dan Kalteng.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H