Dugal bersyukur bulan puasa Ramadhan 1442 H ini bisa dijalani dengan normal kembali. Ia bisa Tarawih di Langgar Al Kautsar yang ada di kampungnya, di Hangkinang. Setelah itu bisa berkumpul dengan teman-temannya usai Tarawih untuk melaksanakan Tadarus Qur'an.
Pada siang hari berpusa. Lalu menjalankan amal ibadah lainnya. Pasar Ramadhan kembali digear, walau terbatas, tapi setidaknya bisa sebagai sarana untuk memenuhi menu makanan dan masakan untuk berbuka dan bersahur.
Ramadhan kali ini di Hangkinang setidaknya bisa dinikmati dengan sepenuh senang. Di bulan penuh berkah ini Dugal bisa saling berbagi. Ia berharap ibadah puasa selama sebulan bisa dijalankan dengan penuh semangat.
Tengah memasuki musim kemarau, pada jam tertentu cahaya matahari cukup terik. Sehingga saat berada d rumah, apalagi atapnya seng, cukup mambarangat. Ini mungkin salah satu godaannya, membuat tubuh merasa gerah. Tapi Dugal bisa menjalaninya dengan tabah dan sabar hingga sampai waktu berbuka.
Untuk hiburan dan menambah wawasan keagamaan selama Ramadhan Dugal memanfaatkan keberadaan radio. Ia bisa mendengarkan ceramah agama yang disiarkan di radio swasta yang ada di daerahnya. Juga sebagai sarana / media mengetahui tanda waktu untuk berbuka puasa dan waktu Imsak.
Dugal senang dan bangga keberadaan radio swasta yang ada di daerahnya turut mendukung kegiatan Ramadhan bagi para santri. Contohnya Radio Gema Amandit Kandangan menggelar Gema Al Qur'an Ramadhan (GAR) yang merupakan tahun penyelenggaraan ke 24. Dimana pada ajang ini ada lomba untuk anak-anak santri TK/TP Al Qur'an.
Mudahan saja Ramadhan kali ini memberikan kesan indah dan baik, walau pandemi Covid-19 masih belum hilang, setidaknya bagi Dugal sendiri, Ramadhan akan membuat dirinya menjadi lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan hari-hari. (ahu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H