Telaga Sili-Sili merupakan satu desa yang ada di Kecamatan Angkinang. Jaraknya sekitar 3 kilometer dari rumah saya di Angkinang Selatan. Saya sering lewat jalan sana. Suasana alam pedesaan yang asri.
Kiri kanan jalan ada persawahan, tanaman sawit, rumah penduduk, dsb. Mata pencaharian warga setempat petani, pekebun, pedagang, guru, dsb. Dulu sebutan untuk daerah di Telaga Sili-Sili ada Kalinduku dan Linau.
Tokoh masyarakat setempat, H Hamdi Tanda, seorang pensiunan guru. Anaknya M Husaini Fadeli, teman saya waktu sekolah di MTsN Angkinang dulu. Bapak H Hamdi Tanda, pernah mengajar saya pelajaran Matematika waktu di MTsN Angkinang. Saat MTsN Angkinang itulah, saya pertama kali ke Telaga Sili-Sili.
Saat itu Fadeli sedang sakit, jadi kami sekelas minta izin kepada wali kelas untuk mailangi. Saya ikut teman naik sepeda ke sana. Suasana kampung khas pedesaan di pahuluan. Saat kami datang Fadeli tidak ada di rumah. Ternyata ia sedang berada di persawahan, mengembalakan sapi peliharaan milik kuitannya.
Satu masjid yang ada di Telaga Sili-Sili bernama Masjid At Taqwa. Saya pernah sekali shalat Jum'at di sana. Desa Telaga Sili-Sili berbatasan dengan beberapa desa di Kecamatan Angkinang, Kecamatan Telaga Langsat, dan Kecamatan Padang Batung. Yakni Desa Angkinang, Bakarung, Ambutun, dan Pandulangan.
Saat ini, ruas jalan kabupaten yang melintasi Desa Telaga Sili-Sili, termasuk bagus, beraspal hotmix dan mulus. Keberadaan jalan tersebut cukup vital dalam menunjang aktivitas kehidupan dan perekonomian warga setempat.
Banyak orang sukses berasal dari Telaga Sili-Sili. Satu diantaranya (alm) Abdul Muin Dulmas, seorang guru dan terakhir sebagai Kepala SD. Ia merupakan penulis buku cerita fiksi anak SD. (ahu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H